Membully jomblo kuburannya sempit!
Kalimat itu tentu saja bukan fatwa MUI apalagi hadist Nabi. Itu hanyalah ungkapan perasaan seorang teman yang kerap menjadi korban bullying. Temanku ini adalah pria mapan, baik secara umur maupun finansial. Namun sayang hingga kini doi belum juga menikah. Sempat melirik beberapa gadis tapi semua kandas di tengah jalan.
Belakangan membully para jomblo atau lajang (baca disini untuk tau perbedaannya) seakan menjadi trend baru. Setidaknya kalimat seperti Bobo’ ama guling atau malam minggu kok ngunyah jagung kerap diutarakan para pemilik pasangan kepada para pencari cinta yang bernama jomblo atau lajang. Biasanya mereka Cuma bisa menahan kesal dan emosi. Kalau berani bantah malah kesannya mencari ribut dan terlalu sensitif. Paling medsos adalah jalan terakhir yang bisa ditempuh. Curhat dan berharap simpati dari para jomblo lainnya. Menggalang kesatuan dan persatuan seperti jargon TVRI tempo dulu.
Namun bolehkan membully para jomblo atau lajang? Tentu saja jawabannya tidak. Sebab membully termasuk dalam ranah menghina. Di sejumlah negara maju, membully digolongkan ke dalam kategori kriminal. Pembully bisa dituntut dan perkaranya dapat berujung di meja pengadilan. Bullying hanya menempatkan korban dalam posisi terpojok tanpa memiliki kesempatan untuk membela diri. Maka tidaklah mengherankan jika korban bullying merasa terpukul hingga frustasi. Di Jepang banyak korban bullying atau ijime mengakhiri hidup mereka dengan cara bunuh diri. Alasan ini menjadi salah satu dari tujuh alasan kuat tinggi nya kasus bunuh diri di negeri sakura tersebut selain karena bangkrut, gangguan kesehatan ataupun hutang piutang. Oleh sebab itu mengapa dalam Islam, menghina (membully) adalah perbuatan yang dilarang keras. Al Quran mengingatkan jika kedudukan orang yang suka menghina tidak jauh lebih baik atau lebih mulia dari pada mereka yang dihina atau yang diolok olok.
Terkadang para pembully itu tidak tau diri. Merasa paling layak mencemoohkan orang lain. Merasa paling baik dan sempurna. Padahal jika ditilik lebih dalam mereka tidak pantas melakukan hal tersebut termasuk membully para jomblo atau lajang.
Misalnya bullying yang dilakukan oleh pasangan yang masih berstatus pacaran. Tidak jarang diantara mereka yang memamerkan pasangannya kepada teman yang masih seorang diri. Ini pacar gue, gebetan lo mana. Sendiri aja. Perilaku mereka jelas-jelas norak. Masih berstatus pacaran kok malah berani petantang petenteng memamerkan pasangan. Sebab kalau ditantang untuk menikah, pasti mereka langsung bubar grak! Dalam konteks ini sebenarnya lajang atau jomblo jauh lebih baik sebab pacaran hanya melegalkan secara paksa segala bentuk perzinahan yang dilarang agama.
Selain berstatus pacaran ada juga kelompok lain yang sebenarnya berperilaku aneh meski jarang disadari. Mereka adalah para jomblo atau lajang yang menghina jomblo lainnya yang usianya lebih tua. “Bang kapan nikah?” adalah kalimat yang sering biasa dilontarkan. Tak jarang karena sering diejek, jomblo senior memilih mengasingkan diri. Menjauhi setiap keramaian. “Malas Gue” Curhat seorang teman yang mulai jarang tampak di pengajian pekanan.
Selain tidak sopan perilaku ini hanya akan menjadi bom waktu bagi para jomblo junior. Sebab kesulitan yang dihadapi jomblo senior pada akhirnya juga akan dirasakan oleh jomblo junior. nyari jodoh itu memang ngak gampang. Dan ini telah banyak terbukti di lapangan.
Membully memang tidak hanya dilakukan oleh mereka yang masih menjomblo atau berstatus pacaran. Namun membully para jomblo atau lajang juga bisa dilakukan oleh mereka yang baru saja menikah sepuluh menit yang lalu, atau kemarin atau sepekan lalu. Kategori ini tergolong lebih kejam. Sebab pernikahan adalah ibadah yang semangatnya harus ditularkan kepada banyak orang dengan cara yang baik. Bukan sebaliknya membully yang lain sambil mengatakan
“Hei jomblo liat aku dong. Ini pasanganku, mana pasanganmu. Jangan iri ya..”
Saya jadi teringat dengan sebuah status facebook milik seorang teman. Memang terkesan curhat. Namun apa yang ditulis ada benarnya.
“Bersabarlah dengan usia pernikahan yg sedikit lebih lama (dia menyebut angka 4-5 tahun) agar bully kepada jomblo/ lajang berubah menjadi perhatian.”
Dengan maraknya fenomena membully para jomblo, bukan berarti bertanya “kapan menikah” menjadi hal tabu, terlarang atau bahkan haram. Kalimat tersebut sah-sah saja jika hendak diutarakan. Apalagi jika yang bertanya adalah mereka yang lebih senior. Tentu kalimat “kapan nikah” akan berbeda maknanya jika yang bertanya adalah mereka yang sudah menikah bertahun tahun, sudah punya anak bahkan cucu. Pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka memang terkesan “menggoda”, membuat resah bahkan tetap saja menjengkelkan. Tetapi di balik pertanyaan tersebut terdapat banyak untaian doa dan petuah.
Maka tak heran ketika para senior bertanya “kapan nikah” yang disambut dengan gelengan kepala para jomblo, kalimat akan dilanjutkan dengan “cepat-cepatlah menikah supaya rezekinya makin nambah”, atau “cepat punya istri supaya hidupnya terarah” atau “cari suami nanti yang sholeh ya supaya bisa jadi imam buat kamu”. Doa itu pun di sampaikan dengan senyum paling manis dan penuh motivasi. Bukan dengan tatapan ujung mata, nada sinis dan penuh dendam.
Menikah memang idaman setiap orang yang normal. Hidup berdua merajut mimpi bersama sama adalah cita-cita mulia. Ada yang menyegerakannya namun ada pula yang menundanya karena berbagai alasan termasuk menyiapkan diri menyongsong pernikahan itu sendiri. Bahkan ada yang belum siap menikah karena sebuah alasan syar’i yang tidak bisa dibagi bagi. Maka nasehat dan pendekatan secara personal lebih dibutuhkan daripada sekedar umpatan. Dari pada membully para jomblo atau lajang kenapa tidak membantu mereka terlepas dari jeratan tersebut. Memberi nasehat, doa atau bahkan mencari calon pasangan. Tentu langkah ini jauh lebih bijak.
Namun pada akhirnya kenyataan berkata lain. Fenomena membully para jomblo sepertinya sulit untuk dihilangkan. Andai saja membully para jomblo atau lajang difatwakan “haram”, tentu hidup mereka akan lebih tenang.
***
TM masih jomblo, tp koq gak ad yg Bully ya? Haha…
ooo Orang kira TM udah nikah anak lima makanya ngak di bully…
Haha.. Jiwa tm jiwa kbapaan brarti…
Walqur’anihakiiim… 😀
Hahah….halah hai isni
Kayaknya ini postingan b.Ariel yang paling normal dan bijak 😀
Hahaha… kok gt sih koment nya.. tulisan lain kan juga normal dan penuh dengan kebijakan hihihi
Akhirnya menyempatkan diri ninggalin jejak..banyakin artikel ttg s2 dong mas ariel.. suatu saat kalo mampir kesini bisa sekalian nostalgia… 😀
Hahaha. .. Entar cerita geng ekoper 14 tak ulas disini…
yang paling gak disukai dr fenomena itu adalah, seolah para pembully itu bales dendam –mungkin, karena dl juga pernah mengalaminya.
menurut hemat saya, mereka adalah orang-orang yg harusnya paling tau rasanya berjuang menuju ke arah pernikahan itu.. yg akhirnya datang juga waktu-Nya (nya).
poin nya keren… sepakat seribu persen.. nyari jodoh kagak gampang.. makanya temen temen jomblo kudu dikasih semangat..
oiya, yg lebih keren itu, mending ngedoain dg tulus dan kasih solusi konkrit yak, bukan malah bully dan manas2in 😀
Hehehe…
hahhaaaiiii… akhir-akhir ini sering ditanya kapan nikah. nanggepinnya ya banyak-banyak senyum aja 🙂
heran juga, udah jelas-jelas ya dibilang jodoh, rezeki, mau, itu rahasia sang Raja Semesta, tapi ada aja yang ngejadiin bahan buat nge-bully 🙂
Hahha iya ya… temanku juga bilang gt. Kalau urusan jodoh sama rahasia nya seperti urusan kematian.. nunggu giliran aja.. bener ngak ya ?
hehee,, iya gitu lah kira-kira 🙂
Kakak udah 11 tahun nikah, udah boleh pamer pamer lah ya…. Gak disangka bully kan yaa… Xixixixixixi…. Nggak ah, buat jomblos… Jangan down, someone itu must be somewhere, even…they were taken, there must be someone else out there.
Yang “Just Taken”, kk sih ngerti juga why must they celebrate their happiness dengan segitunya, apalagi yang tanpa pacaran awalnya, pasti rasanya itu different, excited, dag dig dug sampe pengen show off. Itu cuma bentuk dari sebuah kebahagian. But… Emang better without “hurting words” for jomblos on status sih.
Yang “lawas taken” kayak kakak, kayaknya I can feel them (jomblos and just taken) both side sih ya. And i try to understand more for now.
*udah kayak cinca laura ajah ngomong campur campur gini ^_^
Iya kak aq sampe bolak balek lho ngecek nama yg ngasih comment. Aq kira cinta laura… Hahha.. Aq ngak ngerti maksudnya apa kak.. Plis bahasa pertanian deh coba. Mungkin aq akan ngerti ttg semua kisah hidup ini.. on lanjut kak..
Awww…..baca komen Fida, udah kayak gaya ngomong Cinta Laura aja. Kayaknya sejak pindah ke Depok, komennya jadi begini 😀
Hahaha
Dulu waktu jomblo kalo di bully saya suka jawab begini “imam syafii aja nikahnya umur 40, saya kan masih jauh.
yang nge bully ngejawab lagi, imam syafii telat nikah karena terus menerus nuntut ilmu, kalau kamu nuntut apa?,
mati gue…
Emang nikah umur berapa sih? #KepoAlaWartawan
ngeri juga ku kira membully makhluk jomblo usai baca ini…qiqiqiqi
Kayaknya qe belum baca deh…Hahha
Sampe ada meme majalah Hidayahnya hhaa 😀
Iya itu tanda jika emosi udah memuncak Hahha
Buat jomblo yg lagi berusaha nyari tambatan hati juga mesti down to earth kali y..,pengalaman klw ada yg mnta tolong buat dicariin jodoh, pas ditany cari yg kyak mana,jwaban kriteria ny selangit…,klw mw nyari kriteria bidadari, nyari aja di surga… buat tipe tipe jomblo kyak bgitu rasa ny patut dipertanyakan kejombloanny… 😀
Wah…yang membully jomblo itu keliru banget. Hidup menjomblo kadang bisa bikin iri orang yang berpasangan lho..bebas berkarir, bebas me manage penghasilan, bebas pakai waktu sesuka sukanya, bebas bersosialisasi dan gaul , bebas jalan kemana mana.
hahhah mantap kak, sekarang lagi di negara mana??
hidup jomblooo……skrg lagi tepar baru balik dari Vietnam Idul Adha kemarin…heheee…
Wuihhh vietnam kece banget. Kapan nih cerita nya akan di bagi… kalau nanya oleh oleh kan mainstream banget ya haha
baca tulisanmu jd buat aku senyum
heheh kenapa??
karena hampir setuju dgn pemikiran mu hahaha
Duluuuu, aku juga gak suka kalau di-bully kayak gini. Dan sekarang pun sebisa mungkin gak mem-bully para jomblo. Kecuali, sama temen deket yang udah kenal banget dan dia okay dibecandain tentang kejombloannya.
hati hati lho ri, jangan2 temen kamu udah bunuh diri karena kamu goda terus #ups heeheh
Hahaha.. orangnya sante aja kok Bang. Malah kalau gak dibecandain suka mancing pengen dibecandain.
oh itu ciri-ciri jablay hahahga
Jomblo tu diambil dari bahasa apa ya om…??
Ngak tau juga.. dari bahasa gaol kali hehe
[…] baca artikel selengkapnya di sini!! […]
apa sih manfaat bullying? kalau teman kita masih jomblo ya biarkan sajalah. emang kita beruntung membully? selain menambah musuh dan membuat orang lain tertekan. jadi orang jangan KEPO, emang kalau sudah menikah membuat manusia masuk ke sorga?
hahahaha