Jika anda laki laki dan berkeinginan menikahi gadis Aceh, maka berhenti sejenak dan merenunglah. Apakah pilihan anda sudah tepat?? Apakah tidak terlalu beresiko jika anda memilih gadis Aceh sebagai pasangan hidup?
Memang tidak ada laki laki yang tidak ingin menikah. Bagi mereka [yang normal] memiliki pasangan yang sah adalah kebutuhan. Perempuan membutuhkan perlindungan dari laki laki. Sebaliknya laki laki membutuhkan sisi lembut dari seorang perempuan.
Namun dalam sudut pandang laki laki, setidaknya ada dua alasan yang menjadi pertimbangan ketika hendak menikah. Yakni masalah kesiapan mental dan materi.
Saya hanya akan mengulas tentang alasan kedua yaitu tentang persoalan materi. Jujur soalan ini kerap mengganggu pikiran kaum laki laki. Menikah tentu bukan hanya soal cinta dan sayang. Pada kenyataannya menikah membutuhkan dana. Jumlahnya pun tidak sedikit. Mulai dari biaya untuk acara tunangan, mahar, pernikahan, resepsi belum lagi biaya untuk memenuhi kehidupan setelah menikah. Syukur syukur jika semuanya ditanggung oleh orang tua, tapi bukankah kesiapan materi juga menunjukkan kesiapan untuk menikah?
Baca : Perempuan Aceh kok dibilang Pelacur
Berapa biaya untuk menikahi gadis Aceh?
Di Aceh, mahar yang diberikan kepada calon istri jarang dalam bentuk seperangkat alat shalat. Biasanya mahar yang diberikan dalam bentuk emas. Hitungannya pun bukan dalam bentuk gram melainkan mayam. Satu mayam senilai dengan 3,3 gram. Pernah satu mayam menyentuh harga 1,8 juta rupiah. Namun ketika catatan ini saya tulis, harga emas satu mayam berkisar antara 1,6 hingga 1,7 juta rupiah.
Nah kisaran mahar di Aceh dimulai dari tiga hingga 25 mayam. Bahkan bisa diatas angka tersebut tergantung siapa gadis yang hendak dilamar. Kalau menikahi seorang gadis dengan mahar 10 mayam maka setidaknya uang yang harus disiapkan sebesar 16 hingga 18 juta rupiah. Itu baru mahar ya! Nah tinggal bayangkan saja jika yang dinikahi itu maharnya 20 atau 30 mayam. Untuk mahar saja bisa menghabiskan biaya 30 hingga 40 juta rupiah!!

Biasanya penentuan mahar sangat tergantung dari asal gadis tersebut. Beda daerah beda pula adat dan budaya nya. Adat di Aceh Besar tentu berbeda dengan di Aceh Utara. Aceh Barat juga punya budaya yang berbeda dengan Aceh Tengah. Di Aceh ada 23 Kabupaten kota yang masing masing memiliki adat yang masih di junjung tinggi. Selain itu terkadang tingkat pendidikan, pekerjaan si gadis serta tingkat ekonomi keluarga kerap menjadi indikator dalam penentuan besaran mahar.
Sebelum menikah, sebagian keluarga ada yang menggelar acara tunangan. Jika melaksanakan prosesi ini, maka calon mempelai laki laki juga turut menyerahkan sebuah cincin emas. Selain cincin juga turut dibawa seserahan seperti bahan pakaian dan makanan. Namun jumlah seserahan ini biasanya hanya simbolis dengan jumlah yang terbatas.
Cincin ini dipakai oleh si calon mempelai perempuan sebagai tanda jika dirinya sudah dilamar oleh seseorang. Biasanya cincin yang diberikan antara dua hingga tiga mayam. Bedanya cincin tunangan bisa dimasukkan kedalam bagian mahar. Misalnya seorang gadis dilamar dengan mahar 10 mayam. Sebelumnya dia sudah menerima cincin sebesar dua mayam. Maka ketika pada hari aqad, emas yang diserahkan oleh pihak laki laki hanya tersisa delapan mayam lagi.
Tapi ada juga adat, dimana cincin tunangan tidak termasuk dalam mahar atau hanya setengah nya saja. Misal kalau cincin tunangan dua mayam maka satu mayamnya dihitung sebagai mahar, sedangkan sisanya tidak. Ini semua sangat tergantung kebijakan atau budaya yang berlaku dalam keluarga calon mempelai perempuan.
Selain biaya untuk membeli cincin tunangan dan mahar, masih ada biaya lain yang harus dipersiapkan. Beberapa daerah di Aceh ada yang memberlakukan adat yang disebut “uang hangus” dan “isi kamar”. Ini artinya si calon suami menyerahkan sejumlah uang “bantuan” untuk resepsi di tempat calon istri termasuk perabotan kamar tidur. Perabotan kamar tidur terdiri dari tempat tidur, lemari dan meja rias. Nominalnya berkisar dari sembilan juta rupiah ke atas. Tapi ingat tidak semua daerah di Aceh memberlakukan adat ini. Bahkan karena alasan tertentu, adat ini bisa dihapus oleh keluarga mempelai perempuan meski di daerah nya memberlakukan adat seperti itu.
Baca : Perempuan Aceh dan Hikayat Perang

Ketika acara antat linto, atau mengantar mempelai laki laki ke rumah dara baro [mempelai wanita], maka linto harus membawa seserahan. Seserahan ini terdiri dari bahan pakaian seperti kain renda [brokat], batik dan songket. Bahan pakaian juga sering digabung dengan tas dan sepatu. Biasanya dipadankan dengan warna yang sama. Selain pakaian, tas, dan sepatu tentu masih ada seserahan yang lain. Apa saja itu, tergantung dari kemampuan si linto. Tidak ada paksaan berapa jumlah seserahan yang diberikan.
Supaya lebih mudah saya akan membuat ilustrasi sederhana, berapa biaya yang dibutuhkan untuk menikahi gadis Aceh. [dihitung semua item]
Cincin tunangan (2 mayam) Rp. 3.200.000,-
Seserahan saat tunangan Rp. 800.000,-
Mahar (10 Mayam) Rp. 16.000.000,-
Seserahan saat resepsi Rp. 5.000.000,-
Uang Hangus Rp. 6.000.000,-
Isi Kamar Rp. 15.000.000,-
Biaya Resepsi Rp. 20.000.000,-
Total Rp. 66.000.000,-
[Masih di bawah 100 juta….]
Memang kalau dihitung hitung ternyata mahal juga ya menikah dengan gadis Aceh. Namun meski mahal, KUA di Aceh tetap saja dipenuhi oleh pasangan yang mengantri untuk menikah. Bahkan agar bisa menikah di Mesjid Raya Baiturrahman, harus mendaftar minimal sebulan sebelumnya.
Lalu apa keunggulan atau kelebihan para perempuan Aceh?
Secara fisik, gadis Aceh dikenal cantik dan manis. Hal ini karena mengingat percampuran Aceh dengan banyak bangsa. Aceh biasa disebut dengan Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Maka jangan heran kalau ke Aceh Jaya tepatnya di Lamno anda akan menemukan gadis bermata biru layaknya perempuan di Eropa. Sementara jika ke Pidie banyak gadis India. Sedangkan jika ke wilayah tengah Aceh, maka perempuan perempuan disana berkulit putih, bermata sipit seperti gadis Cina.
Selain itu perempuan Aceh dikenal setia. Dulu laki laki Aceh kerap merantau. Pulangnya pun juga dalam waktu yang lama. Tapi tidak ada istri yang menggugat cerai karena alasan jablay. Istri akan tetap menunggu hingga suaminya pulang. Selama menanti suami pulang tentu si istri memahami bagaimana cara menjaga kehormatan diri.
Baca : Cut Nyak Dien Saja Tidak Berjilbab
Kelebihan lain adalah perempuan Aceh juga dikenal “tahan banting” terhadap kemiskinan. Jarang terdengar seorang istri meninggalkan anak dan suami hanya tidak sanggup hidup dalam keterbatasan. Dalam prinsip hidup perempuan Aceh, miskin bukan berarti harus terhina. Makanya perempuan di Aceh juga sangat mengerti cara menjaga kehormatan tidak hanya kerhormatan diri tapi juga keluarga.
Lazimnya, perempuan Aceh juga taat kepada suami. Sehebat apapun perempuan ketika masih sendiri, kala menikah dia sadar harus menjadi makmum. Imam dalam keluarga adalah suami. Bukan berarti ini menunjukkan kerdilnya perempuan Aceh dalam biduk rumah tangga. Ini hanya cara perempuan Aceh memahami ajaran agama.
Kelebihan gadis Aceh lainnya adalah rela berkorban demi suami. Satu hal yang harus dipahami tantang mahar. Prinsipnya mahar adalah sepenuhnya milik istri. Suami tidak boleh mengganggu gugat. Namun hebatnya perempuan Aceh, dia rela menjual emas tersebut untuk membantu meringankan beban suami. Makanya tidak jarang ada yang menjual maharnya untuk membantu modal bisnis suami. Ada pula untuk membeli tanah atau membangun rumah. Tapi yang jelas mahar tidak diberikan jika suami berencana menikah lagi.
Meski demikian tentu saja kita tidak bisa memungkiri jika ternyata ada juga gadis Aceh yang tidak sesuai dengan uraian diatas. Gadis Aceh ada juga yang tidak setia. Atau terlalu “gagah” didepan suami. Tidak sedikit gadis Aceh yang ilmu agamanya cukup untuk dirinya saja. Tapi untuk konteks ini kita harus melihatnya dengan seimbang. Bahwa sekelompok kecil mereka tentu tidak bisa menutupi kelompok besar perempuan Aceh yang memiliki kualitas diatas rata rata.
Bukan bermaksud menyinggung atau menempatkan perempuan sebagai komoditas. Yang jelas tidak perlu khawatir melamar gadis Aceh meski terhitung berbiaya tinggi. Sebab masih banyak diantara mereka yang memberi kemudahan dalam penentuan mahar. Saya teringat dengan seorang penulis asal Aceh. Pada bencana tsunami 2004 lalu, dia dan keduanya anaknya menjadi korban. Mereka syahid [insyaAllah] diterjang gelombang. ketika almarhumah menikah dulu, maharnya hanya surat Al-Anfal. Mungkin tidaklah berlebihan jika menyebut gadis Aceh selayak bidadari surga yang berada di dunia.
So Masih berpikir untuk menikahi gadis Aceh??
**
24022014 Banda Aceh
Tulisan yang menarik ^_^
NAMANYA AJA ACEH !! YA BEGITULAH :v
kalau mau yang cuma maharnya hafalan surat al kahfi ndak ada di aceh bang. di Timur banyak 😀
saya punya teman, penulis Aceh juga. pas tsunami 2004 dia bersama dua anak nya syahid [insyaAllah]. nah dia dulu mahar nya surah al-anfal. 🙂
Bagus artikelnya.. two thumbs up
wow…..
gadis aceh bisa dijadikan rekomendasi nih kayaknya asal maharnya bisa turun dikit, dollar lagi menguat gan, emas mahal….
😛
bisa bisa.. punya duit berapa ###jiaahhhh
bagus banget uraian tulisannya Ariel..
takjub aku, tulisan kamu makin rapi.
dulu titik koma aja perlu diajarin..
bagus!!!
terus menulis! Keep writing! Yuk keep smile..
kan kamu guru aku…..
Senang jdi gadis aceh 🙂
Masih dbwah 100jt, blum apa-apa tu. 😀
hahha.. isni padum??
Cerdas.
Logika terbalik yang cukup menarik perhatian.
Judul artikel yang mencengangkan dengan isi yang cukup memukau.
Doa kan ya sy niat ma gds aCeh . . 🙂
berdoa dimulai 🙂
good information….
Mungkin krn adatnya sdh begitu…pdhl dlm islam sdri kan tdk diajurkan meminta mahar yg memberatkan, walaupun itu hak seorang calon mempelai wanita.
bener… sebaik baik perempuan yang ringan maharnya, sebaik baik laki laki yang memberikan mahar besar heheh.. bener ngak ya??
daerah kasma ngak terlalu mahal koq,,,,msih bsa tawar mnwar…hehe
hehhe jangan lah dibilang bisa nawar menawar.. lagee bloe on bayam. “bisa dibicarakan” ..asiikkk hehhe
betul betul..setuju
emm…,menarik juga. terjebak sama judulnya :D..mau dari mana asal daerah wanita,jika benar-benar solihah tidak memandang jabatan apalagi besar kecilnya mahar…gitu kira2 🙂
Lihat judulnya bikin kesal ‘awalnya’ karena saya salah satu warga Aceh
mau kawin kok itung itungan,,, 🙁
jika cinta apa pun dilakukan, hanya lelaki yg tidak ada keberusahaan yang terus mengeluh. (hanya pendapat) hehehehe
bahagianya terlahir sebagai gadis Aceh 😀
itu udah budaya bung, lo orang aceh apa bukan..?? ntar kalau jodoh lo orang aceh, lo pikir dulu dech untuk menulis yang seperti ini. Emas itu sudah menjadi tradisi dari dulu. emas itu udah menjadi salah satu kembanggaan orang aceh, monas aja bisa bangun emas puncaknya. nah, jadi hati kalau untuk menulis. karena dari tulisan pun bisa merubah segalanya, gara-gara tulisan, sejarahpun bisa mati. aku pikir, sepertinya anda harus benar-benar belajar menulis kembali. Memahami fenomena, memahami sebab dan akbatnya dulu. Baru menulis. Maaf pedas sob.
huehehehe..ane nggak yakin ente udah baca sampe abis bro :v
Feisal..ente kyk nya org t***l ya..uda di baca habis blum?atw uda di baca habis tapi gk paham ama isi nya?anda hanya terpancing dgn judul nya tanpa mngerti maksud baik dari isi nya..t***l bner..
biasakan membaca sampai hbs bung, baca itu jgn setengah 😀
“monas aja bisa bangun emas puncaknya”
Terus, kalau emas puncaknya bangun, dia bakal tidur lagi ?
judulnya bagus untuk mancing para pembaca, gitu liat judulnya saya melotot apa maksudnya nih, ternyata di ulas secara menarik.. keren..
melototnya jangan keras2.. copot anak mata nanti hehhe.. makasih sudah berkunjung 🙂
keren, judulnyabikin cewe aceh agak nyetrum…
saya ralat kembali itu mngenai biaya pernikahan untuk dana resepsi itu tdk ada tnggungan dr si pria,, dan isi kmr jg tdk ada itu semua udh tanggungan dr clon mmpelai perempuan dr mahar tersbut,, saya asli aceh pidie, di pidie dikenal paling bnyak maharnya,, tp tdk seperti yg tersebut diatas,,…
Karena di pidie, udah mahal maharnya jadi gak dihitung lagi. Saya asli Aceh Selatan, maharnya sedikit, tapi ada tambahan uang hangus atau isi kamar tapi tergantung kesepakatan
Senangnya jd gadis aceh dan adat istiadatnya sangat memuliakan perempuan 🙂
Untuk menikah bermodal Al – Qur’an mana ckup bro…it kan seminim2 mahar 1 Al – Qur’an dah cukup. Kalau menurut saya mhar it hrga diri lelaki.dan di aceh jg byak plihan mau yg mahan banyak atau ringan tinggal plih. Lagian kalaupun ada yg 25 manyam. It kan bkan laki2 odong2 bro. Pasti kaya dia…calon istri’a jga kaya. Kalau sama2 kere pling 6 atau 5 manyam aja. Kalau mau menikah gratis plih aja gadis luar aceh. Lagian kalaupun mahal kan buat istri kt sendri kt ksih. Yg gua gak Şέ³tûĵÛüú˘…….!!!! Uang hangus….it kalau menurut gua no.
Bangga jd gadis Aceh. 😀
walaupun sbnr’a saya sndiri kurang setuju dgn mahar yg tergolong tinggi itu.
ya, pd intinya org tua tdk mau anaknya susah.. dgn mahar tersebut jg bisa jadi modal rumah tangga si anak,.. awalnya agak kesal baca judulnya “Jangan menikah dengan gadis aceh” tpi isi didalamnya bagus kok…
Lage lam film india bit tulesan droe neuh.. kop bereh
Saya sebagai gadis aceh jadi bangga ne hehehe
ya kalau masalah mahar bs nego #smirk
Tambahan bacut, wate mee ranup atawa tunangan na jok lapek lom atawa peng angeh cit.. berkisar 200 rb – 1 juta biasa jih
Berarti penulis adalah orang kere … tapi nyang jelas dari tulisannya pernah ditolak cintanya oleh gadis Aceh. Mungkin penulis tidaklah menyadari segala dana yang dikeluarkan itu akan dikelola sendiri oleh penulis dan istrinya, notabene itu semua untuk modal hidup pasangan dimasa depan
nb. coba baca mahar atau resepsi nikah yang dilaksanakan di daerah batak sebagai perbandingan bagi anda
mas bero ini pasti ga memahami arti tulisan ini…huehuehue
Dikit kli tu maharnya
tu dikit mas…..
saya ga setuju d blg ada “uang hangus” dan “isi kamar” yg d tanggung si lelaki, krna di Aceh Besar tdk ada ketentuan sperti itu,
mantap
Terlalu melebih-lebihkan,padahal tidak segitu,kembali lagi kepada kemampuan linto baro nya
Like. Mantaps. Bagi ureung aceh bek tersinggung nyan cuma Tulisan ada kala betoi na cit yg salah.
Ibu saya pernah bilang hal yang sama, kalau mahar itu sebenarnya modal keluarga, makanya mengapa cincin kawin perempuan aceh itu sangat simple, belah rotan kalo gak salah istilahnya, alasannya supaya bisa dijual untuk keperluan financial keluarga sewaktu2. Dan bila sudah ada uang lagi, suami bisa beli lagi yang persis sama bentuknya, kalau design nya aneh2 susah banget pastinya untuk diganti. Anyway, jadi saya pikir membayar mahar itu bukanlah seharusnya jadi beban pihak laki2, karena itu juga termasuk saving untuk keluarganya dimasa depan.
kayaknya gadis aceh saingan dengan gadis turki
tapi sebaik-baik wanita yg rendah mas kawinnya.
Clarify sedikit, maksud saya membayar mahar seharusnya tidak dianggap beban bagi pihak lagi kalau mau menikahi perempuan aceh, karena sebenarnya sama aja dengan ia invest untuk keluarganya di masa depan
Dari judulnya uda ketebak isi nya . Ga seruu
Bagian yang paling akhir itu Almarhum Ust. Andisal LC ya yang dimaksud?
Saya kurang tau cerita ttg Alm. tapi ini teman sama sama penulis dari salah satu organisasi kepenulisan
alaaaaaaaaahhhhh
Masalah mahar di aceh aja diributin, mas-mas atau neng-neng semua yang udah ngomentar, lihat kenyataannya, walaupun maharnya mahal sudah JUTUAN orang aceh yang menikah tapi semua yang menikah gak ada komentar tentang itu, mungkin lo lo pade yang lagi kereeee hehehe
sorry becanda 🙂
setuju,,, 🙂 gadis aceh kualitasnya kurang bagus :p
*brb nanya ke Mama berapa jumlah mahar buat aku*
nti kash tau aku ya dk cut…heheheh
judulnya itu lho..,bikin penasaran.!
🙂
Waduh,,,gadis2nya sih pengen,,tapi biayanya muahal amat ya…:D
Bangga jdi gadis aceh. Hehehehehhe kasian yg nulis pasti ud pernah ditolak cnta nya karn kere=)). Kacian dehhhhhhh
woooow kereeeeeeennnnnnn
bagus artikelnya SAYA BANGGA MENJADI PEREMPUAN ACEH
hampir 97% MAHAR yang di berikan oleh calon suami buat masa depan bersama ( investasi masa depan bersama )
Judul kurang singkron.
Tapi, good dan Fresh konten ni.
Syukur-syukur gak ngutang a.k.a KREDIT.
Demi gengsi sehari, 10 tahun hidup berumah tangga dijerat hutang.
Sumber : Fakta lapangan (Terutama yang beranggapan bahwa Sukses itu GEMUK, PNS, Karyawan a.k.a BABU). Sedangkan pekerjaan lain tanpa seragam yang menghasilkan puluhan bahkan ratusan juta perbulan tidak dikira SUKSES.
Pernah ditaksir oleh beberapa laki-laki diluar Aceh,dan dibilangin kalo Gadis Aceh mahal2 ya maharnya *speechless*. Adat keluarga begitu ya mau gimana lagi.
Artikel yang bagus dan menarik. Ada beberapa hal yang terlupakan: mayoritas gadis Aceh kawin dengan mahar tidak semahal yang tertera di artikel ini. Juga dibanyak daerah orang tua mempelai wanita memberikan sebuah rumah kepada putrinya (tentu saja tergantung kemampuan). Dan yang terpenting: saya sudah menikahi gadis Aceh selama 28 tahun. Saya tahu persis bahwa gadis Aceh itu memang pendamping yang sangat setia dan tahu menjaga kehormatan diri dan keluarga.
Tulisan yg cukup bagus.kebetulan saya gadis aceh yg merantau ke sulawesi selatan.coba dicari tau lagi, sebenarnya mahar di sulawesi ini lebih mahal dr uang mahar di aceh.apapun itu..tetap bangga jadi cewe aceh 😀
Kenapa judul nya jangan menika dengan anak aceh,boleh tau alasan nya
ya dibaca saja tulisannya, nanti juga ketahuan 🙂
saya asli lhksemawe, disana maharnya dgn emas + isi kamar+ uang hangus jg. tp itu jg bisa d sesuaikan olh keinginan k 2 klurga pngantin. kan diatas pnulis udah nyebut adat berbeda di msing2 daerah. Intinya ada daerah yg mbebankan isi kamar kdlm mahar. dan ada daerah yg mberakuan uang hangus…
Maaf nagan raya jugak ngk ada duit hangus,ngak serumit itu,saya tidak setuju sama judul nya,trus kenapa di terakan tentang pengeluaran aja,sekalian keuntungan siap pesta berapa,klau mau lebih akurat pilah2 kan perkabupaten,ok hanya ingin meluruskan.maaf bila ada kekurangan dalam berkata,salam anak aceh
hahahaha lagak bang tulisan jih 😀
keep writing bang 😀
itu beda nya gadis aceh sama gadis luar ,,
harga nya mahal ,, gadis aceh bukan barang murahann ..
“Meski demikian tentu saja kita tidak bisa memungkiri jika ternyata ada juga gadis Aceh yang tidak sesuai dengan uraian diatas. Gadis Aceh ada juga yang tidak setia. Atau terlalu “gagah” didepan suami. Tidak sedikit gadis Aceh yang ilmu agamanya cukup untuk dirinya saja. Tapi untuk konteks ini kita harus melihatnya dengan seimbang. Bahwa sekelompok kecil mereka tentu tidak bisa menutupi kelompok besar perempuan Aceh yang memiliki kualitas diatas rata rata.”
Setuju Ust.
hehehe
Mslah uang hangus, isi kamar dan acra resepsi, saya bner2 gak setuju, karna ∂ɪ̣̇ kabupaten nagan raya, tidak ada ЧªΏƍ nama ϟЎª uang hangus dan uang resepsi dari calon mempelai pria, smuanya di tanggung oleh Ŏ®ªƞg tua dara baro nya
Wuuih baca judulnya udh takut aja pas baca sampe habis kyknya hrs di share ini hahaha 😀
Mudah2an komen saya bisa diterima walau bukan member di blog ini. Tepat sekali yang tulis dan sampaikan karena saya sudah 20 kali bulak balik ke Aceh sejak Tsunami untuk urusan kerja sosial/charity, dari sini saya tahu betul adat istiadat Aceh yg lengakap negatif dan positifnya. Betul gadis Aceh punya khas tersendiri akibat campuran baik dr Yaman, Persia, India/Pakistan, Cina dan Portugis/Eropa dan saya lihat semuanya. Perempuan Aceh pekerja keras, berani (lihat Kapten Malahayati, Cut Nya Din dan lainnya) nah kalau mahar yang mahal sesuai dengan apa yg kita dapat saya kira fair lah, cuma yg saya keberatan ya yg memasang tarif, daerah lainya nya sama saja, lihat P******ng, B****i dan lainnya termasuk adat di Saudi yg cenderung sangat materialis, sangat bersebrangan dg syariat Islam ya..tapi begitulah kadang adat mengalahakn syariat. Bagi yg mampu silahkan saja, sekarang saya dengar bisa bernego, kesepakatan, apalagi kalau sudah ada bibit cinta..Allah alam
Yup… Hanya segelintir yang memahami… Sebenarnya jumlah berapa maharnya tidak mutlak bila di sebutkan… Semua bisa di musyawarahkan sehingga adat bisa bersanding dengan syariat… bak istilah di aceh “adat bak putroe meuruhom hukom bak syiah kuala” wallahualam
judulnya tu diralat sikit oM,
baca judulnya bikin “EMOSI”, wlaupun akhir dari tulisan itu bgus
awal penulisan menjatuhkan perempuan aceh, pada akir tulisan dinaikkannya kembali
apa maksud Lu oM.???. Hana JEULLAH
Alhamdulillah, senang bisa dilahirkan ditanah rencong..
Dari judulnya sudah bikin penasaran untuk dibaca setelah dibaca ternyata menambah pengetahuan tetang gadis aceh, kalau soal mahar… kayaknya gk cuma di acah deh..di daerah sy jg pakai mahar juta”an bahkan ratusan juta tergantung pendidikan, pekerjaan, dan keluarga si wanita..
Dari daerah mana kalau boleh tau?
Alhamdulillah, terlahir sbg perempuan aceh. Tapi judul artikelnya sebaiknya dirubah karena tidak semua daerah d aceh mempunyai adat seperti itu, sampai sampai isi kamar harus d tanggung dari pihak linto baro. Di pidie misalnya, isi kamar di tanggung dari pihak dara baro dan rumah untuk ditempati setelah menikah dipersiapkan dari pihak dara baro. Jadi, wajar saja menurut saya jika mahar untuk perempuan di daerah pidie lebih banyak dari pada daerah-daerah aceh lainnya.
n lelaki yang menikah dengan perempuan
Klo di daerah saya gan “Pidie”, ada beberapa bagian yang diberikan oleh mertua seperti rumah, tanah, sawah atau lainnya. tetapi itu klo maharnya di atas 10 mayam. itupun klo mereka (mertua) mampu/ada. trus ada juga yang “dipeutimang” (ditanggung) oleh mertua minimal 1 tahun ato sampai anak pertama lahir. (asek..asek.. :))
Sapa sich lu ?
org mana sich lu ?
Apa mkd lu dgn menjelek2ka suku dan adat aceh?
Jgn2 lu gk ada duet tux nikahin org acek kale yach.
Kacian bgt lu
:p
Serasa ngebaca postingan di atas ibarat mendengar rintihan orang yang nggak sanggup akan mahar di aceh ya 😀
Aku bangga jadi gadis aceh .
dan yg blg mikir” dlu , juga maharnya mahal.
itu salah !
anda blm tw sejarahnya aja.mkanya bisa berbicara seperti itu..
mahalpun itu trgantung cwo a mampu apa engga.
rata” yg cwo a acehpun mampu kok dgn mahar segitu banyaknya.. 😀
dara aceh hana sibandeng ngon inong laen,, D
baru tau di aceh ada uang hangus@,,,,,,,,,
isi kamar biasa@ d beli olh istri,tp dari uang mahar,,,,,,,,,,
Nice artikel 🙂
Itu menandakan wanita aceh bukan murahan bung. Bukan seperti wanita asal daerah sma yg rata2 liar. Asal bung tahu bahwa mahar itu untuk pemenuhan hidup keluaga yg akn menikah jga. Sebagai modal untuk membangun keluarga. Maaf ya kami orang aceh siap nikah tidak melarat n masalah mahar itu kesepakatn dari sesama keluarga tanpa ad paksaan.
sedikit tragis ya ,sekalian aja gadis aceh dimusnahin, dari pada gak ada yang nikahin -_-“
Ente aje yang di musnahin… gadis aceh menjunjung tinggi kehormatan. engak seperti ente… :/
yg tragis itu judulnya :s
Tul… Wina komennya ga bijak… Jangan-jangan ga baca artikelnya cuman judulnya doank… ckck…
Sadis mbak :V
Terimakasih penulis, intinya na peng na inong (ada uang ada istri). Menikah tidak cukup hanya dengan cinta. Org tua di Aceh ingin anaknya bahagia dan berkecukupan. Untuk anda yang mau memusnahkan wanita Aceh, anda tidak membaca artikel ini sampai selesai dan saya kira anda salah memahami artikel ini. Tolong di baca lagi…
berkenan untuk di baca ulang postingan nya supaya tidak salah faham 🙂
Semahal” mahar adalah mampu membaca, menghafat, menerjemah dan menafsirkan surat AL-QUR’AN sesuai dengan penafsiran ULAMA MUJTAHID…
Salam Aceh
Penulis tidak paham betul mengenai adat Aceh. Seharusnya menulis diperbanyak dulu referensi baru kemudian dituang dalam tulisan. Tulisan ini tidak bermutu dan merusak budaya Aceh yang sudah lama dipertahankan.
Saya setuju dengan pndpt Anda,,,
Kan sudah di ceritakan oleh penulis bahwa setiap kabupaten itu berbeda adatnya. So kalo ada uang hangus di salah satu kabupaten ia karna adatnya sudah seperti itu. Logikanya kalo adat di aceh besar dan di pidie dianggap tidak wajar oleh daerah laen terus apa yg kalian lakuin? Ia intinya saling memaklumi dan saling menghargai satu sama lainnya
memangnya kenapa adat di aceh besar dan di pidie, dianggap
tidak wajar oleh daerah
laen ??
SUBHANALLAH bgus ya akhi ariel tulisan nnya …
Wahai para kaum hawa semua wanita sama. yg membedakan hanyalah iman dan taqwa, budi pekerti. jika seorang akhwat bisa mempunyai sifat seperti wanita2 aceh maka kalian akan sama seperti wanita aceh. Kalian bisa setia kepada suami. Bisa menjaga martabat suami. Bisa menjaga harta2 suami. Bisa menjaga anak2 suami. Yg membedakan hnyalah budaya saja ….
Kalau mahar nikah sebuah kitab suci al quran dan seperangkat alat sholat.
Itu bermakna wajib hukumnya bagi lelaki mengajar istri nya baca Al quran dan maknanya.
Dg begitu mahar yg tinggi bermakna wanita itu sangat berharga dan perlu wanita itu menjaga harga dari dan marwahnya.
Wajar kalo gadis Aceh mahal mahar@. . .
Karna Istri tugas bakti terhadap suami, , ,
ketika engkau memutuskan utk menikah. .maka surgamu di tangan suamimu. . .
Istri hnya bertugas menjaga anak2@ kelak n berbakti setulus@ pda sang suami
isinya bagus dan sangat mendukung. tapi judulnya itu harus di renovasi
Gadis Aceh itu meutia (
Mutiara) mk@ sangat berharga dan orang berlomba menghargai@ setinggi2@..
Walopun Ga Langsung Keturunan Aceh, Karna udah Lahir d Aceh yaaa Ngikutin Adat Aceh Jugaaa x, Lebih Mulia & Berharga ^_^
Keren abiis…
Pinter da u nulis y…bahasa tertata sangaat rapi..saluut bro…
Saya suka artikel ini 🙂
Yg ngrang gx da uang bwt nikahin gadis aceh,,,
saya juga terjebak sama judulnya, pas baca jdulnya tadi panass.. muncul pertanyaan kenapa emang dngan gadis Aceh,,?? hehheehe,, pas baca, eh ternyata .. 🙂 keren2,, mantap ,,
Hmmm.. so far ne note ‘agak’ nyenggol ke masalah ane neh yang lagi berupaya pindah kewarganegaraan dari Sunda jadi Aceh..hehe, tapi so far, sejauh ini memang bener isi note ini bagi kami ‘turis’ yang hidup di Aceh ini, sedikit “Shock” waktu tau tradisinya.. hmm..
I won’t give up be Acehnese 🙂
Berjuang teruss,,,,,,,,!!!
LAIN LUBUKF LAIN IKAN LAIN DAERAH LAIN ADAT,,JADI HANA SUAH meudawa aceh PIDIE aceh RAYEUK aceh TIMU aceh TENGAH aceh SELATAN bandum na adat maseng2 jadi bek karu tinggaif pileh,,yang penteng jak beutroh kalen beudeuh bekrugo meuh hate saket.
“nyan ureung yang tuleh pastii hana modal…kadang pih ban lheuh di tolak le gadis aceh….
jangan asal menulis , tapi sebelumnya pelajari dulu adat istiadat aceh. bek baro na ilme bacut ka sok tau, jak tuleh yang ken2 dum .
nyan sama cit dengan neu peurhot martabat kamoe inong….
dan pun tulisannya masi banyak yang harus diperbaiki.
Keren tulisannya.. Buat yang komentar diatas,, salam kenal semuanya ya..
Bngga jd wanita aceh. .
Alhamdulillah, bangga jadi gAdis Aceh,, tulisannya bagus bang, (y) salam kenal.
blon nympe 100 jt …
n yg prlu d bold terus d gris bawahi semuanya msih ad kompromi.
isinya bagus tp judulnya agag sara.
yahh wlopun itu sbg gold of case a
sebelum dibaca sangat mengejutkan orang-orang tetapi isinya cukup bagus, bisa memberi gambaran pada khalayak ramai yang belum paham tentang adat Aceh. 🙂
اَلْحَمْدُلِلّه terlahir jadi gadis aceh ^_ ^
mahar yang ditaksirkan dengan uang Rp. 66.000.000 juta itu tdak sbanding dengan mahar seperangkat alat shalat serta surat al-qur’an….
ssungguhnya…mahar seperangkat alat shalat dan surat al-qur’an sngat lah mahal…
selaku suami yang sudah bertanggung jawab atas mahar tersebut yang bukan dengan uang, siang malam, tiap detik harus menjaga waktu untuk tanggung jawab nya terhadap istri…
1. tiap malam wajib mengajari istri untuk mengaji
2. tiap waktu harus mengingatkan istri tentang agama dan tausiah
3. tiap waktu harus mengajari istri tentang tata cara keagamaan dan ajaran agama…
bahkan banyak lagi yang prlu diajarkannya…
uang bisa dicari tapi agama tidak bisa kita beli….
seperangkat alat shalat dan surat al-qur’an enteng / murah bagi kita…
padahal itu lah mahar yang paling mahal dunia dan akhirat….
Alhamdulillah saya keturunan aceh walaupun lahir n besar di jakarta.
Judul ny gc enak dbaca.,
Isi nya sgat oce..,
“Jumlah Mahar” dr 23 kota/kabupaten bisa di cek disini nih http://t.co/stqlYKXspV
*info dr hack blogspot*
Boleh di konsultasikan dgn ortu masing2 nih ˆ⌣ˆ
Pingin masukin data itu. Cuma ngak dimasukin aj ka ngeri . Yeu aq aq 🙂
Bagus artikelnya bg…
Suka ^_^
Smg aja lelaki atjeh gk salah dlm mengartikan..
isi nya Udah benar semua, emang Fakta, sya gadis ACeh … Cuma Judul nya aja menyinggu gadis Aceh.. mohon penulis merubahnya….
hadeueefff…
ini lagi …
judul itu buat menarik perhatian pembaca nong…!!
keliatan gk baca smpai habis ni dek nong…!
betoi sangat… hehehe…
aku tersenyum….
🙂
Penulis mungkin ga punya biaya ….hehehehe
Saya wanita aceh, sedikit keberatan terhadap judul yg tidak sesuai dgn isinya. Apa sebab, akibat anda berani mengeluarkan pernyataan bahwa JANGAN MENIKAHI WANITA ACEH !
Sebelum anda mengeluarkan statement tersebut, sebaiknya anda telusuri dan pelajari dulu adat istiadat ACEH. !
Atau anda pernah melamar wanita ACEH ?
Gadis sunda jg bermartabat,sholihah dan setia ko pada suami… he…
Bagi saya pribadi wanita aceh adalah wanita terbaik,,,,banyak phlawan2 wanita aceh yg gagah membela tanoeh ie,,,
Mslah uang hangus dan isi kamar,,,mngkn penulis bisa melihat realita dan manfaat dri point tersbut,,,,
Kmdian mahr,,,itu bergntung dari kdua belah pihak keluarga,,,,,dan aceh terkadang masih berlaku yg namanya ikatan janji antara calon seblm mnkh,,,dan apabila sdah ada janji phak kluarga tidak bisa menggugat lagi,,,,
Stiap dearah punya adat masing,,,,jdi jgn smpai di smpulkan untuk acah,,,,,,
Trma ksh
Qami perempuan aceh jdi serba salah, gak ikutin adat tar dingomongin orang..!!!! Ikutin adat jga di ngomongin di sosmed…!!! 🙁
Alhamdulillah , bangga jadi gadis ACEH 🙂
Alhamdulillah saya senang dilahirkan di Aceh, meski pun saat ne sdg menuntut ilmu di bogor, mudah2-an saya bisa kembali dan menemukan calon org Aceh juga nanti.Tulisan yg bagus, tapi tidak semua org Aceh lho pasang target mahar bgtu….!!!
penulis kyknya frustasi krn ditolak lamarannya oleh gadis aceh. mau kawin aja udah hitung2 an gimana kalo udah jd suami, bs kelaparan anak gadis orang. penulis kikir, diskriminatif dan tulisannya bs memecah persatuan bangsa. gak berbobot.
Maaf sebelumnya saya tidak merasa bangga membaca Artikel ini , Sangat menyedihkan sekali , pengetahuan saudara tentang gadis Aceh dan adat istiadatnya , tidak semua daerah di Aceh demikian , saya Gadis Aceh , walau bukan Daerah aceh yang anda sebut kan , Saya dara Aceh Singkil. Tidak sebegitunya mahar yang harus dipersiapkan bagi seorang calon suami dalam meminang calon istrinya.. perlu di perhatikan dan di tulis ulag lagi Artikel ini , saya menarik kesimpulan seolah2 semua wanita Aceh itu Dinikahi dengan uang , tidak semua mahar dengan Emas dan Uang, dan tidak semua wanita Aceh demikian , ana mau jika dipinang hanya dengan Hafalan Alqur’an 30 Juz tanpa uang.
tu baru pinang nya,,,
ntar ujung2 nya waktu nikah lari 30 mayam jg,,,
betul itu Setuju sama irda yantiiiii.
Wah wah.. kini banyak juo yang manikah samayam Ameh jo lah jadi, bahkan ado samo Kepiang 1 juta jo. Intinya tidak banyak, daerah tertentu sajo. Mantap !!!
kok belum ada yang komen? hahahaaa.
kerena itu jangan sampai darurat militer lagi
kan belum qe shared ki…..
maaf cuma mau tanya, kapan tepatnya anda bertemu dengan narasumber (alm/syahid).?
dan berteman dimana anda??
saya mengenal Almh lima tahun sebelum musibah tsunami. kami sama sama dalam komunitas kepenulisan
1 lagi pertanyaan dan maaf lagi, cuma biar pembaca tdk salah persepsi aja 🙂
di tulisan ini anda menyebutkan kebaikan dan kelebihan wanita aceh, juga anda menjelaskan bahwa tdk semua (tidak wajib) dan ada juga yang tidak mengikuti adat di aceh… pertanyaan nya apa alasan anda memberi judul “jangan menikah dengan wanita aceh”??
maaf lagi nih, bukannya kalau kita katakan “jangan” itu berarti berbahaya atau tdk baik??
tapi bukannya itu tujuannya baik ya,,,untuk pegangan sang istri,,,
jaminan hidup lah,,,
bukan buat orang perempuannya kan?
Izin share yo !! cuma di catatan media sosial, dgn sumber juo. 🙂
meunan keuh aceh,,, hana suwah yak komentar yg kon2,,,, maratabat aceh brat that iwateh daerah laen mantong yg na di indonesia nyoe,,,
ACEH mantong BERMARTABAT dan BERAKHLAK MULIA,,
Do you understand all of you who read ….
ACEH lon sayang beu MEUTUWAH laju.
Orang bugis lebih mahal lho…! 😀 yahh saya salah satux! Hihihihii..
Saluttt banget, saya banyak teman orang Aceh, rata2 cantik dan cerdas, dulu juga waktu kuliah ditaksir mahasiswa Aceh, sayanggg bukan jodoh hehehe
Artikelnya keren….saya bangga jdi wanita aceh…tulisan dlam artikel ini bnyak betulnya..terutama ttg sifat wanita aceh y pantang menyerah n rela berkorban u suami,wjar klu maharnya mahal krn mahar itu terkadang sering digunakan juga u kihidupannya kelak setelah menikah…didaerah saya di aceh barat daya uang hangus masih diberlakukan smpai saat skr,karna uang hangusnya sering dipkai u membeli perlengkapan isi kamar tp emasnya rata2 dibawah 20 mayam. Tergantung dr kesepakatan ke 2 keluarga juga…y jelas tidak mahal lah…
Sangat kurang referensi tentang adat dan marwah orang aceh…..
Saya nikah dlu cma emas 3mayam,uang 5jt,isi kmar tmpat tidur and lemari cuma 2,8jt aja,gx smpek kya yg di atas lah,admin’a sok tau.
mana ada mahal segitu… biar 1 milyar pun gak mahal. bagikan aja seumur hidup pakai, berarti berapa perharinya hhehehee..
Saya sebgai putra aceh, sangat bangga menjadi salah satu putra aceh dan itulah anugerah Allah SWT yg khusus diberikan kpd warga Aceh..walaupun mahar sangat tinggi tp bukan sebuah persoalan untuk melamar gadis aceh krn pintu rezeki selalu terbuka buat orang yg selalu berusaha..amiin….
Aceh forever
klau yang sholeha mang banyak di aceh
tp tidak sedikit jg munafik,,,,,
semua nya kembali kpd keimanan yg dmiliki masing2;;;;
Ijin nambahi om..
” bagi yg hobi2 itung2an ”
Khusus perempuan pidie (*aceh pidie), biasanya para mertua menghadiahkan rumah/sepetak sawah utk anak perempuan. Diluar dari warisan.
Selamat berhitung.
Pada dasarnya, nikah sama siapa aja boleh yang jangan sama harimau,, ditelan nanti.. Wkwkwkwk
Keren mas tulisannya, informatif banget. Tapi saya belum berpikir untuk menikahi gadis Aceh tuh, meski kagum sama yang matanya biru. Tau sendirilah alasannya. :)))). Keep writing!
coba saya tebak… apa belum memungkinkan untuk buka cabang??hehhe #kidding
Hahahah!
Nggak ada gadis, kopi pun jadi :)))
jadi ngoong2 nich,,,
yang mahanya sebungkus nasi doank ada gk ya,,,
ahhahahaa
apa tidak ada judul lain selain judul itu… ini sangat menghina namanya.
lihat, kenali, pelajari en pahami,
wanita Aceh itu luar biasa…
tulisan ini, keren… 🙂
Bismillah, semoga para pembaca dapat menarik hikmah yang tersirat pada artikel ini dan komentar saya. Saya pernah membaca beberapa posting di forum yang membahas mahar pernikahan yang harganya selangit. Saya rasa tiap daerah di INDONESIA pun punya hal semacam ini, dikarenakan beberapa daerah punya kerajaan pada zaman dahulunya. Maka, dapat dilihat pula pada zaman sekarang, keturunan-keturunan keluarga kerajaan tidaklah sedikit. Mereka hanya melestarikan kebudayaan yang diatur turun temurun. Kembali kepada pasangan yg melaksanakannya, musyawarah, adat memberatkan atau tidak. Jika nilai dar taat suami dan menjadi istri shalehah itu sudah wajib hukumnya, hanya pendidikan agama dan moral sejak kecil lah yang menjamin keduanya.
judul sama isinya kagak nyambung,,tapi saya tetap suka,,,,
Ngeri ah judul ₪γα̇̇̇̊.,,, terlihat jelas ky baru d’tolak oleh gadis aceh Ƴɑ̤̥̈̊ªª bng pasti ₪γα̇̇̇̊ masalah mahar ήiϱ.
,, Pelajari, telusuri ϑαη pahami └åƍi Ƴɑ̤̥̈̊ªªªª… Masih bnyak Υ͡ɑ̤̈̊ñƍ perlu d’koreksi itu.
judulnya bikin degdegan..
itulah perempuan aceh mas…
Ini artkel
Ibarat jangan liat kulitnya, tapi isinya tolong dirasakan jga,
Dan bagi comentar yg kurang Pos+, itu Mohon dibaca kembali. Jangan asal liat kulitnya saja, Mohon dirasakan juga isinya,
Bek hana mupue komen, droe hana tupue sapue cit), ini sekedar informsi. Tdk semua aceh jga bgini, semua sifat bisa di ubah walaupun diwajibkan. Mudarat dan syafaatnya, kita yg tentukan
Mantaaaaaaaapppp..,.sya orang aceh dan anak perantaau…tpi untuk djdikan istri INSYA ALLAH sya akn plih gdis aceh…tpi ad yg mntap lgi mhar@ gdis aceh…tak pkek emas dan duit…Anda hrus bisa MENGHAFAL AL’QUR’AN 30 JUZ..( tak mhalkan.,)
saya amat sangat bangga menjadi perempuan aceh….
wajar klo gadis aceh memiliki patokan tersendiri dalam masalah mahar…..
dan mahar itu sepenuhnya milik istri…
yaaa seperti katanya bpk yg tulis artikel wanita aceh itu setia, rela membagi maharny utk mmbntu bisnis. suami, beli rumah dll, dan lebih penting lg mhar itu adalah investasi utk msa dpn yg ada dlm genggaman istri.
makanya gadis Aceh memiliki mahar tinggi
tapi gak semua wanita aceh maharnya tinggi.
penentuan mahar itu juga dilihat dari kondisi dari dua belah pihak….
tambahan…. mahar dgn seperangkat alat shalat dan alqur’an itu tanggung jawabnya berat. 1 hari meninggalkan shalat dan mengaji maka dosa yg harus dipertanggung jawabkan…
bukan cm yg bermahar seperangkat alat sholat yg dimintai pertanggung jawabannya di hari kemudian, smua manusia akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan ALLAH SWT. Mahar itu semakin tidak memberatkan smakin baik, memudahkan laki2 untuk meminang wanita yg disukai, dan wanita akan mudah pula mendapatkan jodoh InsyALLAH…
setuju ama tambahannya sist…
kalo udah pake seperangkat alat ibadah tanggung jawabnya pun besar..
BAGUS POSTING NYA SEMOGA BERMAMFAAT BAGI YANG MEMBACA SALAM DARI BLOGGER PIDIEBEST http://pidiebest.blogspot.com/
Salam kembali dr banda aceh
ToLong juduLnya diraLat, itu sama aj mencoreng nama baik gadis aceh,,
Dan saya kira postingan anda terlalu berlebihan,,
Mgkin anda pernah berpengalaman melamar cewe aceh tp ditolak lantaran anda mgkin melamar anak pengusaha, bupati ato cewenya sndiri pejabat ato pengusaha, jd maharnya begitu gede,,
Mahar itu bs dibicarakan dr kedua belah pihak, klo cewenya n kluarga cewe menerima brp aj kesanggupan sang pria, pasti di terima,,
Dan perlu anda ketahui,, dg mahar 5 mayam ato bahkan 2 mayam pun gadis aceh mw dinikahi,, Lihat kondisi sang pria jg,,
Tolong jgn memperburuk keadaan,,
Terima kasih
itu adalah adat orang aceh, kenapa di aceh maharnya adalah emas, dikarenakan para ulama dan petuah adat dulu ingin memberi gambaran bahwa tidak semudah membalik telapak tangan untuk mendirikan sebuah keluarga, dan aceh sangat menghargai kaum wanita yang telah rasul SAW mengankat derajat mereka, oleh sebab itu pemikiran seperti anda hanyalah curahan hati seseorang yang depresi karena tidak dapat memuhi mahar wanita yang anda hendak nikahi…
wasalam.
Masih 60jt,joget aja.
Belom pun 100 jt,selloww
Jilè mungkén tahan banténg, jamuan nyoë hana garansi.
Itu mah masih lumanyan seperangkat alat shalat atawa seperangkat mahar emas, dari pada dara2 maupun gadis2 yg tidak menjaga kehormatan nya sendiri. Bisa maharnya seperangkat alat k*nc*ng saja. Maaf sidkit kasar tapi keinginan nya hanya untuk melampiaskan kemarahan semata
Ga gtu juga kale… isinya juga ga begitu bener.. semua adamaksud dan tujuan.. saya nikah juga ga kyk yang di tulis gtu,,, belumnikah aja dah itung2an apalagi dah nikah,, saya bangga jadi gadis Aceh..
judulnya ko gtu.. sya ga suka..
judul n isinya ga sinkron kan ?? maklum trik menarik pembaca ~
Ga jauh beda ama negeri lain…
Bedanya aceh punya doposit wanita… klw d luar aceh acara 7 hari 7 mlm klw dihitung harganya sama mlah terlihat menghambur hamburkan uang….
Ada uang ada barang, mercy mahal karena kualitas, jadi kalau hanya nikah 250 rb di penghulu dadakan bagaimana mau dapat istri yang kualitas?. Adat dibuat seperti itu agar menguji keseriusan berumahtangga bukan utk sebulan dua bulan. di Sumatra Nikah dan Cerai sama mahalnya. Jadi berfikir aja menikahi perempuan Sumatra. Di sebrang laut. Banyak yg modal 250 rb dan dangdut semalam suntuk yg mudah di nikahi.
ka butoi nyan 😀
jangankan 30, 60 manyampun jadi
hmm…
sepertinya kata ‘jangan’ dan ‘berpikir dulu’ bisa dipertimbangkan sebagai judul tulisan ini..
ada budaya yg tidak bisa kita tinggalkan.
Semoga berkenan 🙂
Setuju banget…
kalau nikah sama yang janda berapa maharnya…he..:-D
for this story
isi’a sentimentil,menyentuh,diplomatis,berisi,berimbang,kocak,humoris,not SARA, 2 jempol buat penulis dengan gaya bahasa lugas..mudah dicerna..dan saya rasa ini pengalaman pribadinya
saya suka artikel ini. Tp setelah habis sy baca isi@ semua, ternyata tema@ bertolak belakang dgn tema artikel aslinya, harusnya temanya “MENIKAHLAH DENGAN GADIS ACEH”
Gadis Aceh memang istimewa (ˇ⌣ˇ)
60 an juta blm seberapa… lebih ngeri lagi gadis nias. Sampai 200 san lebih.gilak….
Jgn ke makassar yah, nanti bisa gila kalo tau biaya nikahin orng sulawesi selatan
”Jgn Menikah dgn Gadis Aceh”,,,,,,so harus mnikah dgn gdis mana jg,,,,??? seperangkat alat sholat,,,!!! Biru kelabu mewarnai putih,,,namun alhasil hitam menyelimuti siang.
60jt????? masih dikit,,,,,,,ada lagi gk,,,,,????? berkorban cuy,,,,,,,,gt aja lemah,,,,,wkwkkww
Wow, mearik sekali. Saya pikir gadis Palembang atau Padang yang high cost, ya. Ternyata oh ternyata. Tapi emang sih gadis-gadis aceh itu tampangnya indo banget. Saya suka takjub campur iri hehehe…. Nah, kalau gadisnya mostly high cost semoga bujangnya tidak pelit kalau menikah dengan gadis non aceh (maksudnya apa coba?)
Wkwk.. cm bs ketawa buat komentar yg emosi berlebihan. Pada kepancing oleh judul. Padahal ini salah satu trik pemancing untuk para pembaca.
Trus ada jg yg udah baca tapi msh gak ngerti dan ngomel2 seolah direndahkan.. Padahal disitu udah jelas ditulis “setiap daerah2 Aceh berbeda adatnya”..
ToLong juduLnya diraLat, itu sama aj mencoreng nama baik gadis aceh,,
Dan saya kira postingan anda terlalu berlebihan,,
Mgkin anda pernah berpengalaman melamar cewe aceh tp ditolak lantaran anda mgkin melamar anak pengusaha, bupati ato cewenya sndiri pejabat ato pengusaha, jd maharnya begitu gede,,
Mahar itu bs dibicarakan dr kedua belah pihak, klo cewenya n kluarga cewe menerima brp aj kesanggupan sang pria, pasti di terima,,
Dan perlu anda ketahui,, dg mahar 5 mayam ato bahkan 2 mayam pun gadis aceh mw dinikahi,, Lihat kondisi sang pria jg,,
Tolong jgn memperburuk keadaan,,
Terima kasih
Terima nasib sendiri-sendiri aja deh…. heheheheee
yang maharnya tinggi alhamdulillah, yang biasa aja jg syukurilah yg penting ikhlas… LIBASSSss…. 😛
biasa aja gak bg?? kota lain banyak yg lebih mahal lg, kan tergantung ekonomi dah pendidikan juga bg
Menyoe ka galak, peu 10 manyam ?
Adak meusirtoh juta jeut cit. (y)
kalo dibilang dengan 20 atau 30 mayam, sah sah saja selama “Gadis” aceh benar-benar “GADIS”. soalnya ini menyangkut fenomena yang terjadi di remaja kita …
laki laki baik akan bertemu dengan perempuan baik pula.. janji Tuhan tu 🙂
nyan goh lom pake keyboard, hahhahaha…
Judulnya memancing sekali yaa .
tulah alasan knapa orang memilih pacaran.. karna pacaran lebih murah biayaNya..
gak pakek mayam.. klw adapun paleng keras 1/2 :v
bangganya jadi cewek aceh :v
MANTAP JUDULNYA, MANTAP ISINYA,,
Yang Koment ga jelas coba baca ulang sampe 3x yaa, supaya lebih MEUPHOEM (Faham) 🙂
Keren Tulisannya b’arieL 😀
keren lu bilang????
coba lu cermati lg jdul a..
lah kalo gua buat judul “jangan menikah dengan gadia jawa” trus isi a gua buat “penganut adat kawin cerai”… gmn menurut lu??? senang lu bc a??
mantrap….saya pikir itu satu judul yg cocok dn bagus….krna dlm menulis kita harus bs menarik minat baca sipembaca,krn tujuan dlm tulisan itu baik dn sesuai dgn realita dilapangan…krn sesuatu kita jgn menilai dr kulitnya tp lihatlah isinya….trims….
Thanks for sharing bang ariel.. Waktu jalan2 ke Banda Aceh 2012 lalu, aku nginep di rumah teman Couchsurfing dan sempat diceritakan juga ttg mahar dan istilah mayam. Nanti aku rujuk ke postingan ini aja kalau pas aku cerita perjalanan ke Aceh yaa hehe..
Btw yang diceritakan di atas kan tradisi ya, tapi pada prakteknya saat ini apakah lebih banyak keluarga mempelai wanita yang memudahkan syarat mahar? *penasaran* Hehe…
Masih banyak keluarga dan gadis aceh yg memudahkan urusan pernikahannya. 🙂
yups…
Judulnya sukses memancing pembaca..
Semua Berawal dr Judul…
kereeeeenn brooooo….
aceh punya martabat.
baek orang na maupun bumi na.
jadi aceh berkualitas tinggi dtrpda daerah laen.
Bagus banget bang artikelnya,
Suka ^-^
Semoga para lelaki gak salah mengartikannya..
judul nya menarik, ini salah satu trik blogger, buktinya aja banyak yg komen 😀
isi nya juga bagus, jadiin bookmark ahh
Nikah itu punya syarat syah adanya Wali dan Saksi. Maharnya semampu yg laki2 dan yg perempuan pun setuju. Seperti misalnya di Tanah Jawa, seperangkat alat shalat. Jd sangat murah. Kesimpulannya menikah itu sangatlah murah dlm arti biaya/dana. Ali bin Abi Thalib jg maharnya utk menikahi Fatimah cuma baju perang saja. Nah, jd siapa yg membuat suatu pernikah menjadi mahal, serta tetek bengek dan segala macam?. Semua itu adalah ulah manusia, dgn alasan adat istiadat, budaya dsb. Padahal secara syariat dan hakikatnya menikah itu tdk berat dan memberatkan.
Saya pernah dgr cerita dari ust saya kalo nabi Muhammad mnikahi Khadijah dan mahar 10 ekor unta gt, atau lbh, sy lp jumlahnya, tp kalo ditaksir dgn uang kt smpe seratusan juta hny tuk mahar.
Siapa blg mahar mahal ulah manusia.
judulnya sangat menarik, apalagi buat gadis aceh, pasti baca kalo uda liat judul.
mahar yang di sebutin di atas masih tergolong sidikit, biasanya sekitar 20 mayam (standarnya). Dari pada pusing ingat ini aja deh!
“Sebaik-baiknya Laki-laki adalah yang memberikan Mahar banyak, Adapun sebaik-baiknya wanita adalah yang meminta Mahar sedikit.”
pantas dan wajar mahar segitu untuk gadis aceh yg bermartabat, INSYA ALLAH suatu saat nanti saya akan kembali ke tanah rencong untuk mempersunting gadis Aceh. . . .
bagus kali tulisannya bg! artikel bgini yg sy cari :))
makasih, salam kenal :d
Reblogged this on Basyir Blog.
lho kok jangan sih? kan harusnya bangga dapat gadis Aceh yang perlu kerja keras buat dapetinnya…
Ih si kakak pasti blm baca deeh hehhe
udah…mahal kan, ya harus dihargai dong
Hahhaha
terus pria aceh setia ga? 😉
Setia dunk. #liat cermin
Ini hanyalah karya si penulis dmn ia mencurahkan apa yg dirasakan, dialami dlm bentuk tulisan atau pun hanya semata mencoba memberi sebuah informasi yg diketahuinya.
Tidak ada salahnya kan..??
Cukup bagus utk sebuah tulisan.
Kita hidup di Indonesia, kita memiliki beragam suku, budaya, adat, dan agama. Ini hanyalah salah satu adat dan budaya dari ratusan adat dan budaya di Indonesia. Dan ini menjadi salah satu informasi bagi tmn2 yg bukan org Aceh ttg adat dan budaya di Aceh..
Sekedar tambahan, yg seru bacain komen2nya. Hehe…
Tp keren ni sepenulis cara nulisnya mulai dari judul, isi dan finishingnya..
Membuat pembaca ada yg kebingungan, salah mengerti, marah, dan lain2 dah..
Haha
Salam..
Anak Bukittinggi, kelahiran Medan dan merantau ke Banda Aceh..
NIKAHNYA DI KANTOR ( WH ) AJA MAS BRO ….. JALUR CEPAT,HALAL, GRATIS ,
.., WKWKWKWK ^^
Dari dulu setahu saya orang kita itu banyak gengsi da matre para ortu lebih memilih laki2 yg materinya lebih baik bukan akhlaknya,melihat segi pekerjaan yg ia nafkahkan halal atau tidak ortu sekarang tidak memahaminya. hingga menjadi kebiasaan mematok harga dalam ikatan nikah, semua itu bisa dimusyawarah, melihat 2 belah pihak saling tak terbebani, malah bukan menilai si wanita bernilai tetapi mencari laki2 kaya yg belum tentu baik yg akan dinafkahinya.
gak terpikir untuk nikah dengan gadis selain gadis aceh (pilihan no 1)
Judulnya kurang cocok. Dan sebenarnya tidak sebegitu juga keadaan di lapangan.
Judulnya kurang tepat dan sebenarnya tidak sebegitu benar apa yang dipaparkan oleh penulis jika dibanding dengan keadaan lapangan sekarang. Saya rasa terlalu provokatif.
setuju !!! klo sya yg akan kasih judul ” Mahar Gadis Aceh Itu Mahal “
Jdul@ sdkit membuat degdegan tpi isi@ subhanallah luar biasa, sy sbgai perempuan aceh mrsa terkesima membaca tulisan ini, ternyata msh ad org yg lantang@ mngatakan n mengulas tentng kestian perempuan aceh…wanita itu adalah marwah negara jika wanita didalam@ baik mka baiklah negara tersebut, “dunia ini adalah perhiasan mka sbaik-baik@ perhiasan adlah wanita salehah”.
Hambo…..Long hana roh beh,,
Subhanallah.
Semoga wanita aceh selalu menjadi kebanggaan bagi aceh.
Pernah ditaksir oleh beberapa laki-laki diluar Aceh,dan dibilangin kalo Gadis Aceh mahal2 ya maharnya *speechless*. Untung saja mereka tidak menjadikan itu sebagai bahan bully,karena mereka pun ngerti kepribadian dan martabat gadis aceh dalam menaga dirinya seperti apa..Saya asli Lhokseumawe dan keluarga besar sangat menjunjung adat istiadat Aceh. Pendapat saya,jangan terlalu menganggap mahar tinggi itu sebagai ajang jual beli anak antara orantua perempuan dengan pihak laki2. Mahar itu secara tidak langsung menjadi milik perempuan nantinya,dan itulah yang akan dipakai oleh perempuan saat suami tidak mampu mencari nafkah lagi atau saat suaminya meninggalkannya (untuk biaya kelanjutan hidupnya). Nasibnya,,karena postingan ini,banyak teman2 yg laki2 diluar Aceh lain yang konfirmasi masalah ginian ke saya,,hahhaa.
Judulnya diganti aja bg,daripada banyak yg salah paham gara2 judul,,padahal isinya jauh banget dari judulnya. ::D
setia..? bagaimana macam cut tari dan cut keke
tidak semua seperti anda tulis – tapi hanya kalangan tertentu saja .
secara umum bukan seperti ini – tapi ini hanya segelintir para tokoh dan adat dan kalangan kaya saya – akan tetapi secara umum dan biasa acara nikah biasa biasa saja – itu semua tergantung juga pada sikon –
NIkah nya sama perempuan shalihah pak, nanti insyaAllah dimudahkan segala urusan….
Banyaak bener nya, tp msh ªϑa̲̅ yg slah.. Tp Ɣªήƍ jeulass, wanita aceh lebih sopan n santun dlm berpakaian dn bergaul.. Maka-a dara aceh istimewaa “)
Isinya bagus, judulnya kontroversi tp bikin orang jd pengen tau dan baca. Good job! Over all keren ^^
Kami orang aceh kaya2… Kalian ga punya duit aja takut .. Lelaki yang ngomong begitu lelaki yang ga punya UANG ….. Dan jgn menilai dari bungkus nya aja harus nya bahas setelah menikah di kasi apa aja ama camer…. Makanya cari duit yang banyak jgn malas…
kabereh nyan rakan….salem mameh dari ACEH
Provokatif,, isinya SARA,, jadi timbul prtanyaan : 1. Emang gadis di luar aceh gmn???,, 2.penulis sdh tau, sdh ngecek, study banding blm ttg ADAT dan anggaran biaya nikah dgn gadis2 di di daerah lain di luar Aceh??? (Minimal hrs tau lebih dari separuh provinsi d indonesia, klo perbandingan peringkat di atas rata2 ).. Klo wacana ttg nikah dan ngomongin ADAT dan anggaran biaya pernikahan, baiknya penulis cantumin jg referinsi anggaran biaya pernikahan dgn gadis di luar Aceh, spya JELAS perbandingannya,, lhaaa, klo cuma Aceh tok, LETAK bandingan mahal nya dimana??? Klo ada individu dari brbagai daerah yg maharnya bbrp gram emas atau hafalan surah Ar Rahaman, ga bs penulis jadikan sbg BANDINGAN,, anggaran ya rivalnya anggaran biar FEAR,, lain cerintanya klo Temanya “pernikahan antara ADAT dan SYARIAT “
agak ngeri sama judul nya,tp begitu baca isi nya menarik,saya gadis aceh asal bireuen normalnya di bireuen mahar emas yg di keluar kn di mulai dr 12 mayam,tp klo lebih tinggi tergantung ekonomi keluarga kedua belah pihak dan ato tingkat pendidikkan si gadis,tp ada jg yg di bawah 12 tergantung kesepakatan kedua belah pihak.
Kualitas yang sesuai kuantitas hehe 😀
saya rasa…
bkan hanya diaceh, didaerah sya juga bgitu..tetapi yg membedakan hanya lah pndiidakn dimana ddaerah sya smakin tnggi dy skolah maka smakin tnggi dy dhargai laki2 yg akan menikahiny.
bahkan ya, mnurut crita didaerah sya. kalau wnita tamatan sma maksimal dana yg diperlukan laki2 10-20Juta utk modal nikah. bahkan bs lebih.
apalg utk yg sudah mndapatkn gelar, mnimal 30juta mngkin.
intiny gini si, sya rasa silaki2 gk bakalan kberatan mau kasih brapa kpada siwanita.
asalkan itu memg pemberian dari silaki2 brdasarkan kmampuan dy.
menikah itu memg susah, karena wanita tu memg mahj jaga dengan baik pernikahan anda karena pernikahan anda adalah perjuangan yg tlah anda raih.
NB: saya dsni adalah wanita turunan jawa yg sedang mnjalin hubungan pacaran dgan lelaki asal aceh slama 28bulan.
istri sholehah adalah sebaik baiknya perhiasan dunia, apalah artinya emas dan harta untuk mendapatkan itu agar keluarga yang di bina bisa terbebas dari api neraka..,
Ketika dulu saya menikah, mahar yang diminta oleh orang tua saya kepada pihak pelamar itu, seikhlasnya. Tidak ada isi kamar, uang hangus dan uang waktu resepsi (kebetulan saya berasal dari pidie). Padahal suami sudah siap kalau kalau pihak dari kami meminta lebih (mungkin menimbang dari segi keluarga, pendidikan dan bahwa saya anak perempuan satu-satunya). Kalau ikhlas dan sungguh-sungguh, insya Allah akan diberi kemudahan kok. Yang belum kawin, rajin usaha, solat sama berdo’a. Semoga cepat dipertemukan dengan jodoh.
Untuk beberapa comment diatas; iqra.. jangan terlalu fasih menilai tapi ga dapat point yang dimaksud. Udah menggebu-gebu, eh gagal fokus. :p (cuma saran sih ini)
Betol, tapi,. Itu hanya gadis yg mephom agama, bkan gadis yg peumale ma ngon yah dirumoh na mephom mandum,.
Berkaca-kaca euy mata gue baca kalimat terakhir, maklum nyaris dapat gadis Aceh 🙁
Hahaha
Penulis udah kayak Farhat Abbas
Udah gak tau tules apa, nules yang gak penting
Gak perlu kalian nikahi perempuan Aceh, cukup kami aja!
Itu semacam mengatai cewek matre, padahal kalian aja yang kere
Nikahi lah dengan seperangkat alat salat, selanjutnya kalian pertanggung jawabkan di akhirat!!
setuju…gan:)
woi, lu baca. judul itu bikin org penasarn bacanya. liat ending ceritannya. walaupn menohok d awal sampe2 ada estimasinya. plis ya, baca lg…
hmmm pakeun karu that?? baca beu abeh lee..
Inshaallah kalau memang jodoh, you’ll get better one bang:), Allah jauh lebih tw siapa jodoh terbaik bagi kita. keep istiqamah, nanti aku bantu cariin yah 🙂
Uda ada. Hehhe hana planning keuneuk poligami
hana masalah bak mahar, inna akramakum ‘indallahi atqakum. pernikahan? selalu kita harap semoga dapat langgeng dunia akhirat. setuju hadirin? 🙂
Judulnya mungkin lebih tepat kalau “(Jangan) Menikah dengan Gadis Aceh”
Hahaha
Penulis udah kayak Farhat Abbas
Udah gak tau tules apa, nules yang gak penting
Gak perlu kalian nikahi perempuan Aceh, cukup kami aja!
Itu semacam mengatai cewek matre, padahal kalian aja yang kere
Nikahi lah dengan seperangkat alat salat, selanjutnya kalian pertanggung jawabkan di akhirat!!
bsa ngga sekali aja pesan ko itu. bnyk2 kali ko komen pun jdnya sampah gitu.. kalo ngga ada manfaat lbh baik DIAM.>!!!
bisa bisa nya yg buat judul aja itu
isi nya bagus
Bang itu isinya bagus tapi JuduLnya klo bisaa diGanti ya sangat menjatuhkan para Gadis Aceh…”MengandungSaraBang”. Sesuatu yg Mulia dan baik itu sudah sewajarnya diperoleh dengan pengorbanan dan perjuangan.
[…] ini saya re-post setelah tulisan seorang kawan di GIB berjudul “jangan menikah dengan gadis Aceh” tiba-tiba menjadi trending. Betapa tidak, rangking alexa globalnya meningkat drastis. Tulisan ini […]
Nice article bang, cuma kalau dibaca-baca paragraph terakhir gak sinkron dengan kalimat terakhir. Overall okelah, tapi budaya itu kayaknya gak berlaku dengan teman-teman virza. *udah nanyak ke temen-temen* :))
nice info gan hahahaha….. istri ane orang jawa 🙂 kemaren gak disuruh bayar mahar berapa
malah katanya terserah kita mau kasih berapa dan apa ajah
tiap budaya emang punya persepsi lain2 sih ….
masih “murah” yak kalo di aceh, temen ane dapet orang melayu riau disuruh “bayar” 30 juta ditawar 20 juta dikasih … yang “mahal” temen ane di bugis, maharnya 60 juta, mahar doang yah… belum yang lain2 kayak rincian di atas 😉
Hahaha
Penulis udah kayak Farhat Abbas
Udah gak tau tules apa, nules yang gak penting
Gak perlu kalian nikahi perempuan Aceh, cukup kami aja!
Itu semacam mengatai cewek matre, padahal kalian aja yang kere
Selanjutnya, nikah mahal, kerjaan kawen cerai!! Bangsa kalian begitu ya?
Nikahi lah dengan seperangkat alat salat, selanjutnya kalian pertanggung jawabkan di akhirat!!
Karena Adat Yang Tak berlandaskan Agama inilah yang akhirnya menjadi polemik dan paradigma, sehingga menjadi batu sandungan utama dalam menikah.. dengan kualitas Ekonomi sekarang yang sedang terpuruk… maka jangan heran banyak terjadi kemaksiatan akhwat di aceh.. (niat yang baik, di Aminkan),, jalan hidup sudah ada yang mengatur, berusaha sekuat tenaga, insyallah kebahagian rohani dan materi akan di capai.. penikahan membuka pintu rezeki kita semua… dan Bagi Para Pemuda Yang belum menikah,, Pesan Saya.. Carilah Jodoh anda yag ingin susah bersama (Berusaha) dalam mencapai hidup yang lebih baik.. dan kebahagiaan tidak sellalu di nilai dari segi materi…. bukan cari yang ingin di senangkan.. kalo yang ingin di senangkan,, Maka Siapa saja pasti mau.. Hehehe , cukup Apa Adanya Saja.. bukan Adanya Apa? Sekali lagi, ( Niat Yang Baik, di Aminkan saja),, insyallh Tidak ada lagi fenomena Kawin Kecelakaan, hamil Duluan, Atau Ketangkap Mesum oleh Oknum atau warga.. Sekali lagi, Niat yang Baik, di Aminkan Saja, Tuhan tidak pernah Tidur dan Lalai bagi Hambanya yang Telah Menyempurnakan Agamanya (Pernikahan).
Bang, Ngomong yang betul dikit napa??
Maksiat di Aceh bukan karna nikah mahal!!
Mulutmuu bung..
hahahaha…. aneh2 ja mang orang mam. maksiat kok disalahin dari mahar yang mahal. ne lah akibat dari ga tw tapi sok tau
@democreator:
Setuju, bung,. (Y) 😀
calon ana minta 17 mayam, (upzzz ,,, ga masalah sii tpi SI AKHWATNYA HARUS NGACA DLU, udah pa belum??)..
ana ngutip kata2 antum: alan hidup sudah ada yang mengatur, berusaha sekuat tenaga, insyallah kebahagian rohani dan materi akan di capai.. penikahan membuka pintu rezeki kita semua… dan Bagi Para Pemuda Yang belum menikah,, Pesan Saya.. Carilah Jodoh anda yag ingin susah bersama (Berusaha) dalam mencapai hidup yang lebih baik.. dan kebahagiaan tidak sellalu di nilai dari segi materi…. bukan cari yang ingin di senangkan.. kalo yang ingin di senangkan,, Maka Siapa saja pasti mau.. Hehehe , (Y)
ana sependapat dengan antum. (Y)
bang, anda membeli sebuah mobil yg bagus dan penuh tantangan, tentu saja akan ada usaha keras untuk merawatnya, jika yg anda beli dengan mudah maka akan mudah untuk melupakannya, itulah salah satu kehebatan adat istiadat ini, jangan kaitkan maksiat dengan nikah mahal, di kota besar nikah bisa seenaknya, bahkan ada yg tidak mengenal hukum agama dan negara, tapi kemaksiatanpun jauh lebih banyak dan meraja lela,
tugas kita sekarang, tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan keistimewaan dara dara aceh …
Mau org mana saja rasa tetap sama.
judul yg sangat menarik, 😀
walaupun isinya biasa saja..
klo main klaim begini tanpa referensi,, org luar jg bs main itung2an buat anggaran biaya pernikahan, dan meng klaim klo gadis mereka MAHAL menurut ADAT.. Trus tentang kualitas??? Geleng2 kepala saia bacanya.. Suami saia (orang aceh) sampe ketawa bacanya sambil cium kening saia yang orang palembang berdarah sunda ini.. Hihihihi..
hehe mesra ya bu.. mungkin saran saya jika Ibu Akhwat Nusantara juga bisa menulis hal serupa tapi study kasus nya daerah asal ibu. pasti akan menambah khazanah budaya kita 🙂
itu smua tergantung orng tua jg,,, bisa jdi d minta mahar, isi kamr, uang hangus ntuk menolak, tpi si laki tetp mau,,,, berart dy nekat
Kok nekat?
Itu namanya sayang, uang itu gak ada arti sist..
Makanya jadi laki Aceh biar tau apa arti cinta!!
Lu mah mane tau.. kaum lu ****** [sensor oleh admin]
hehehehe kalau memang mau menikah dengan meriah ya dimana2 memang butuh biaya besar, kalau mau murah meriah, kayaknya bisa juga, tapi jangan berharap pesta besar-besaran sampe harus potong lembu. cukup dengan 2-3 ayam saja, kayaknya 2 juta juga jadi. trus tulisan diatas juga menunjukkan kekerdilan jiwa penulis, kalau menikah saja sudah takut dengan besarnya biaya, bagaimana ntar kalau sudah menikah???? bukankah butuh lebih banyak biaya lagi?? mulai dari masa hamil, melahirkan, susu dan popok anak, bangun rumah, beli mobil, dll. kalau untuk menikah saja mentalnya jatuh dengan isu-isu biaya besar, sungguh tak layak jadi menantu yang baik.
setuju ma dirimu Muhammad Aljazuli
setuju
kalo dibaca sampe habis masbro, jgn setengah2, maksud penulis lebih mulia dari pada judulnya..
itu kan dulu skrg gadis aceh dipertanyakan kesetiaannya dan kehormatannya buktinya byk yg MBA aplg stlh yg namanya bln suci #tetttt , korbam asmara suboh, n 1 hal byk yg kawen muda n thitong blom mapan. ckckckkc
yg inti nya wanita aceh lebih punya harga diri dari pada daerah lain cb liat saja di kota2 besar sangat mudah untk mendapatkan wanita dgn hrga murah di aceh gak laku…model2 gitu,,
lon yakin leu that meunteung ureung inoeng Aceh nyang setia dan jeut geu jaga harga diri.. insyaAllah…
betoi nyan .
cucok bang, masih banyak yang setia. orang yang protes cuma baca judulnya aja, baca juga isinya, keleesss
bener judul a g akurat x,, seolah2 melarang untuk menikahi gadis aceh,,, jatuh martabat gadis aceh to
Go Green To A Women Aceh.
Tidak semuanya kali,..,masing2 daerah di aceh punya adat sendiri,,,,dan biasanya pun kalo adat aceh itu kalo maharnya banyak pasti nanti dari pihak perempuan ada balasannya misalnya rumah,tanah,etc.dan seperti isi kamar dan uang hangus itu tidak berlaku d banda aceh,aceh besar,cuma d daerah tertentu ajah,,,jadi jangan berasumsi negatifnya saja,,,karna bukan tidak mungkin mahar yang diberikan pun nanti bakal digunakan untuk kebutuhan bersama jg,,dan jika dibandingkan dengan pengabdian seorang istri merawat suami dan anak harta maupun uang gbsa mmblasnya,,,
Iya tadi saya gg baca lagi,,,bener banget tulisannya ternyata….judulnya ajh bikin nyesekk,,,ahahahaha,…
apa yang ibu risca sampaikan juga sudah saya uraikan dalam tulisan ini. Aceh punya 23 kabupaten kota, semua daerah memiliki adat dan budaya yg berbeda..
terimakasih sudah berkunjung 🙂
Wahai para pemuda Islam menikahlah dengan mahar yang mampu engkau bayar. Mahar bukanlah sesuatu yang menakutkan. Wahai para muslimah mintalah mahar yang tidak memberatkan muslimin. Perlu disadari oleh para pemuda dan pemudi bagaimana kedudukan mahar yang murah dalam sebuah pernikahan. Mari kita cermati sabda nabi SAW: ”Dari Aisyah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar barokahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad)
Mudharatnya juga besar bung..
Bawa dalil jangan lupa tafsir, pertanggungjawaban ke Allah ya, jangan lupakan itu
Mahal bukan berarti tidak baik!
Bapak Imam yang baik. Anda itu dinilai dari pernyataan anda. Mohon yang ihsan dalam beragumen. Malu kalo asal komen. Komen itu nambah ilmu dan iman. terima kasih
ngomong opo siii Imaaammmm 😛
Penulis ini orng aceh apa bukan orng aceh.??
Spt.blm mengenal betul adatistiadat aceh spt’y…
Pengetahuan mu itu kurang bro.. belajar lg seluk beluk adat aceh.. jangan asal nulis.. katanya jurnalis .. g smua orang aceh gt… Lu ubah Judul nya bro yang bener.. jangan asal ngarang!!!1
betul tu..
saya rasa cukup menarik para pembaca untuk mengulang membca postingan hingga kedua x nya
“Yo wis bner mas judulnya aja di bnerin jgn berbuat sarah deh itu namanya menodai suku tertentu jng se enake dewe kalo nulis mesti mikir dulu bro , kata 2 ato juduk aoa yg pas itu juga tulisan gak semuanya bner gw punya banayk sodara di aceh gak semua bgtu , thank wasalam peace
bah lon manteng yg kawen ngon aneuk dara aceh, yg laen bek :v
ternyata mas kawin di aceh mahal jg ya.
Reblogged this on Cerpen Remaja and commented:
Artikel menarik dibaca….
Islam itu mempermudah pernikahan, bahkan ada keterangan Sebaik-baiknya Wanita adalah yang Murah Maharnya. kalau ada yang mempersulit pernikahan berarti tidak sesuai dengan ajaran islam.
saya rasa postingannya cukup menarik untuk di baca kedua x nya oleh pembaca,,, nak lbh meufoem,, pengaturan bhasanya cukup oke, dari suasana yg membuat para kaum hawa merasa tersinggung hingga meredakan amarah bagi para pembaca khususnya dara aceh,,
tapi apakah ini fakta realita yg terjadi di aceh mencapai 60 % hingga bisa dikatakan umum begitu budayanya ke “gadis aceh?”
dan masalah uang hangus, siapa yg memberlakukan hal itu, dan dari kalangan yg mana. dan siapa org aceh dari dulu sampai sekrg? ttaga rumah,desa,kecamatan , kabupaten, yg dkt dg saya semua org beragamakan islam,,, lalu bagaimana dg lingkungan anda
semua ada timbal baliknya….seperti pepatah banyak menyemai benih maka akan banyak pula mendapatkan hasil…….
tapi ilustrasi di atas banyak berlaku untuk orang yang kaya raya tuh….tapi tidak untuk orang yang miskin….
oeeeman leeh ekk meurumpok saboh,, hahahaah
Cah Rauh, Ba Peuha, Tunangan (Pinangan), Nikahan (penyerahan mahar sudah termasuk mahar yg diberikan ketika tunangan). Pesta Pernikahan, saya orang aceh jadi selama yang saya lihat, tidak ada yang namanya uang hagus yang ada hanya Mahar, dan biaya pesta kebanyakan ditanggung sendiri oleh keluarga pegantin wanitanya, saya pikir keterlaluan rasanya jika penulis mengatakan “Mahal”
Assalamu’alaikum sahabat..
Terima kasih sudah mengenalkan Aceh pada semua suku bangsa, Makin terkenal aja nih bangsa kami!!
Begitu lah kira-kira, tapi maaf saja, begitu besar sayang kami kepada Calon istri, 100juta belum apa apanya!
Kita beri contoh suku ****, mayoritas, itu mahar seperangkat alat shalat.
Tau kah anda? Sebelum anda memberi seperangkat alat salat kepada Calon mempelai perempuan, anda sudah bisa baca Alqur’an? Sudah betulkah salat anda?
Klo belum, silahkan ganti mahar anda dengan yang lebih ringan pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Klo sanggup,pake hafalan Alqur’an aja lamarnya..
Kami orang Aceh bukan matre, karna kami punya segalanya. Klo kami tidak punya apa apa, sudah lama kami merdeka, **** belum sanggup kehilangan kami (bukan SARA, telusuri kenyataannya).
Itu adalah bentuk pertanggungjawaban lelaki kepada Calon mertua, Wong mahar untuk istri kita juga kok!
Kepada Penulis, main-main ke Aceh, saya doakan anda dapat istri orang sini, klo udah beristri, saya doakan juga dapat istri lagi orang sini!
Klo ngga juga, saya doakan anak anda dapat pasangan orang sini, agar anda lebih mengenal kami.
Terima Kasih
Salam kamoe ke jamee mulia
setuju neh,…. heran banget alat sholat jadi mahar,… tapi hal yg salah juga klo calon mertua ikut2an nentuin mahar.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Yess, setuju bang. Cuma sedikit tambahan saja. Perkara menikah bukan di lihat dari kesiapan materi dan mental saja, tapi juga dari keyakinan, keinginan dan keikhlasan kita sebagai makhluk Alaah swt untuk menjalankan perintah-NYA. Saya bersyukur dilahirkan di Aceh yang disokong pendidikan agama (Islam) yang kuat. Sedikit banyaknya memahami apa itu perintah ataupun larangan dari agama.
Mahar bukanlah barang dagangan, tapi modal hidup setelah berkeluarga. Belum ada riwayat nabi yang saya dapatkan menggunakan mahar dalam bentuk seperangkat alat shalat, karena mahar dipergunakan seperti yang saya ungkapkan di atas. Dan pertanggungjawaban terhadap mahar (seprangkat alat shalat atau Al-Qur’an) amatlah besar di akhirat nanti.
Dan saya sangat bangga untuk dapat menikahi perempun Aceh, karena sampai detik ini belum pernah saya mendengar keluhan yang keluar dari mulut pendamping hidup (isteri) saya tentang kesukaran hidup selama ini bersama saya. Apabila saya salah dalam melangkah, dia selalu mengingatkan saya. Bahkan saya pernah mendengar di sela-sela do’anya dia meminta untuk selalu memberikan kesehatan dan limpahan rezeki untuk saya, BUKAN UNTUK DIRINYA.
Tidak dipungkiri bahwa tidak semua perempuan melakukan hal tersebut, tapi para perempuan ACEH punya banyak kelebihan dibandingkan perempuan-perempuan lain di luar sana.
Contoh, Apakah para perempuan di luar sana siap mengkat senjata untuk membela hak-hak keluarganya terutama suaminya seperti para perempuan Aceh ?
ya kalau cowoknya mampu gak masalah dong, emg masalah situ dengan gadis aceh apa?
pernah di tolak.? gak di setujui org tuanya krn gak sanggup,? itu resiko situ knp tidak mencari penghasilan yang banyak :p
konyol banget post lu broo 😀
mending nulis yang bermanfaat deh, pilihan org kok elu yang pusing sih :p
komentar ini sengaja saya loloskan…
Ada adat aceh yang isi kamar,resepsi di tempat perempuan ditanggung sama pihak perempuan, rumah/tanah sudah disediakan, hantaran pihak perempuan untuk laki2 juga ada, laki2 cuma bawa mahar sama hantaran 1x saja. Dilihat dari 2 sisi donk bang
Astaghfirullah,,,, pencemaran nama baik perempuan Aceh…. dalam tanda kutip,,, tidak semua perempuan Aceh seperti itu. Lagipun kita tahu,, “sebaik-baik perempuan adalah yang sedikit akmaharnya, dan sebaik-baik laki-laki adalah yang memberi mahar paling banyak”
mahal,. murah relatif seh,… alhamdulillah sewaktu menikah dulu mertua gak masang “tarif” karena beliau beranggapan gak jual anak,. minta mahar hak anak gadisnya 🙂 . pas saya tanya soal biaya pesta segala macam,. beliau juga sekali lagi gak masang tarif,… malah beranggapan adat dan kebiasaan yang salah klo masang tarif,. hal yang salah klo pihak perempuan pasang tarif dengan alasan pekerjaan, pendidikan,.. “emang yg laki2 anak ayam, yang lahir2 z, gak pake pendidikan, gak punya kerjaan trus melamar” 🙂 . tapi berhubung saya seide dengan pola pikir calon mertua dan emang udah niat mw ngasih yg terbaik buat pernikahan jadi y semua seikhlas dan sesuai kemampuan saya karena menikah itu cuma satu kali dan mempersatukan 2 keluarga 🙂
Like tulisannya Mas brow. Ijin share nya 🙂
kalau masalah mahar, dalam suku banjar (Kalsel) angka segitu biasa aja. Tapi lebih fleksibel aja , tergantung menikahi anak siapa dan di daerah mana.
Awal2 baca sih sempat mikir ”Iya jg yaa” tp di akhir, ehh bnyak positifnya jg gadis aceh, haha TS nya mana nih kok ngilang tanggapin donk tuh banyak yg coment, jgn lempar batu sembunyi tangan :3
hahahahai
harus nunggu durian runtuh baru bisa nikah sama gadis aceh kayakny,
Segala sesuatu yg d hitung dg materi adalah kulit luar yg nampak/pakaian.Sdg norma tak bisa d batasi dg jumlah materi.Bodoh kau
seperti mbak ayuQ,,,, persis sprti uraian d atas,,, cantik, mancung, putih, baik, dan setia sama suamix,,, pkokx cucoo lahh,,, ^_^
Banyak yang terpancing emosi sama judul postingan ini. Coba dibaca lebih jelas lagi deh. Kalau saya sih setuju dengan isi tulisannya.
Wah.. Wah banyak yg pro dan kontra ya,
Sebelumnya terima kasih buat penulis yg udah nyempatin itung2annya.. Hitungan Saya malah lebih lho mas, Tapi kok malah saya gak goyah ya..
Benar kata bang M. Aljazuli d atas, setelah nikah perkara yg lebih besar sudah menanti. Nah, karena artikel ini hanya menyoroti masalah materi, seperti yg dikatakan penulis, maka memang tidak dapat disandingkan dengan kedewasaan.
Apa buruknya sih memberikan sesuatu yg lebih buat calon pasangan hidup kita? Ada yang sebenarnya dikesampingkan dari artikel ini, yaitu apa sih manfaat besarnya biaya mahar d aceh?
Dengan biaya pernikahan sebesar itu apa anda masih berfikir untuk poligami d aceh?
Dengan kematangannya finansial itu setidaknya sang orang tua sedikit lega merelakan buah hati yang selama ini dirawatnya hidup bersama pria yg bertanggung jawab.
Ini juga setidaknya memaksa kaum pria menjadi seorang pria berkualitas dengan pekerjaan yang layak. Bukan hanya mengandalkan orang tua saat hendak menikah. Ada istilah dalam bahasa aceh, döa bak droe neuh mak, peng bak long (doa darimu wahai ibu, uang pernikahan dari diriku sendiri). Jangan dibalik jadi döa bak long, peng bak droe neuh mak (doa dari saya, uang pernikahan saya dari ibu)
Kedewasaan itu sangat penting dalam penikahan, kenapa harus begitu perhitungannya untuk hidup dengan seseorang yang rela meninggalkan keluarganya dan hidup dengan kita, yang nanti akan merawat kita saat orang lain mungkin sudah jijik, yang rela siaga 24 jam untuk anak2 kita,
ayo pikirkan lagi…
Mohon judulnya diganti, atas dasar nilai jurnalistik itu mengandung sara yang sangat kental.
duh kepengen cari gadis Aceh, persoalannya saya selalu ketikung dan kalah cepat. Ah entahlah, tapi emang setiap gadis disetiap Nusantara ini punya karakteristik beda-beda. Tinggal pilih mau yang gimana? 🙂
Jadi keinget temen cewek Aceh, lucu, nyenengin tapi bapaknya Tentara. agak njiper aja sih :)))
kalo liat judul pengennya gua tonjok yang nulis, pas baca cuplikannya cuma mau bilang “cucok” kalo mau idup enak byar mahal donk, kaya inap di hotel juga;mau ruangVIP bayar mahal kalo mau murah di losmen tak alas sana… hahahha, kalo mau gratiss di halte terdekat kan ada. 😛
kalo saya jadi gadis Aceh, saya akan sangat teramat bangga sekali dengan tulisan di atas, karena keberadaan gadis Aceh tidak bisa dipandang sebelah mata, gadis Aceh sangat mahal karena sangat istimewa dari sudut pandang budaya, masyarakat, dan agama. Sungguh,, beruntunglah wanita yg terlahir sebagai gadis Aceh.
Asal kita dari mana saja boleh
Yang penting HABLUN MINALLAH dan HABLUN MINANNAS selalu terjaga
Semoga kita menjadi manusia-manusia yang selalu fitrah.
setuju deh dengan kamuuu
lebaayy… zzz -_-
I am proud for being born as Acehnese girl walaupun sekarang merantau.
sempat syok sih pas ngebaca judul artikelnya tapi setelah ngebaca isinya sangat menarik, dan menambah pengetahuan.Artikel ini membuat nationality saya terhadap aceh semakin besar dan ingin cepat-cepat pulang ke kampung halaman
ini lah bukti klo aceh tu kaya,makanya pemerintah gk melepaskan aceh,semua hasil kekayaan aceh di bawa ke jakarta,miskin indonesia klo lepasin aceh
stuju.
sumpe lo? hahaha *ngakak*
Beberapa gadis Aceh ternyata tersinggung, Bang. Hehe.
Sesuatu banget menikah dengan gadis Aceh. 😀
Orang tua di Aceh sudah meimbang masa depan anak nya.karen rata2 menikah dg gadis aceh,suami tinggal “ritek jaroe”. Rumah sudah disediakan, alat kamar lengkap, khanduri tdk perlu dipikirkan lagi. Bahkan sebagian keluarga, sampai anak pertama di tanggung oleh mertua. Bayangkan dengan mahar 20-30 jt udah “pre tek tok”. Daripada harus memikirkan rumah dst..
isi a bagus, cuma judul a aja yg tidak relefan dgn isi bacaan, karena menurut saia itu adalah perkataan (kalimat) yang menghina terhadap ureueng ineung aceh, dan seharus a tidak perlu di publikasikan…. saran saia jangan dulu buat judul dalam membuat sebuah bacaan.. tp buatlah sebuah bacaan (kalimat) dulu, kemudian baru anda menentukan judul yg pas terhadap bacaan tersebut…
iya sich semua yang ditulis benar adanya untuk perempuan aceh disesuaikan dengan status, keturunan, harta, tahta, pendidikan, adat serta tingkat pemahaman agamanya (keluarga) dsb…
namun tidak sedikit fakta yang berbicara angka perceraian di Aceh meningkat tiap tahun, dan yang paling banyak menggugat cerai adalah pihak wanita. Salah satu alasan karena sang suami tidak bertanggung jawab dalam memberi nafkah terutama kebutuhan harian rumah tangga. ini artinya sebagian perempuan Aceh tak sanggup hidup dalam keterbatasan. (baca: http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=27611&tit=Berita%20Utama%20-%20Angka%20Perceraian%20Masih%20Dominan).
Saran dikit nich…
menikahlah dengan niat yang lurus, Insha Allah… Allah pasti memudahkan. Nikahilah seorang wanita itu karena agamanya, karna ia tahu sebaik-baik wanita yang dinikahi adalah yg ringan maharnya. Kalo masih bertekad menikahi karna kecantikan/keturunan bangsawan/beruang…
dipersilahkan untuk mempersiapkan rupiah dengan nominal di atas bahkan lebih….
seorang istri dari manapun asalnya ingin dihargai oleh suami. jika itu dilakukan ia akan berkorban walau mempertaruhkan nyawanya seendiri. hargailah ia sebagai istri yg melayani lahir batin, melahirkan dan menjaga anak, mencuci, setrika, masak, membersihkan rumah dan menjaga kehormatan diri dan suami, hargailah ia sebagai teman berbagi suka dan duka, bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Insha Allah sang suami adalah Raja dalam jiwa dan raganya.
keep Spirit untuk para Wanita dan Istri dimanapun berada….
Itu yg komen negatif pada ga baca artikel nya kali ya..cuma baca judul doank.
jelas2 apa yg penulis uraikan 99,9 % akurat..sy sbagai org aceh paham betul memang bgtulah yg trjadi d masyarakat aceh.penulis jg menegaskan TIDAK semua begitu..tp mayoritas nya saja.
tp mungkin benar judulnya hrus dganti..terlalu kontroversial:D
Aamiin Om 😀
Ane juga pya tmen akhwat diAceh,, tmen aje, gx lebih,, baik dah (y)
itulah tjuan mahal maharnya diaceh,,untuk keperluan rumah tangga juga…itu sebgai tabungan awal..
dari satu sisi,,klw org tua siWanita meminta mahar mahal2,,bisa jadi org tua tersebut g’ setuju/ato merasa g’ co2k sama laki2 yang melamar..
sebagai seorang gadis aceh…saya setuju sekali dengan artikel ini.bagus artikelnya…walau judulnya bikin penasaran dan sebel (pada awalnya). karena menikah dengan orang jawa, setelah diskusi yang alot dengan keluarga y alhamdulillah paham mengenai islam, kami merelakan adat itu di kompromi habis2an. baik dari mahar, isi kamar, de el el. semuanya memang tergantung kemampuan ekonomi calon suami. esensi dari mahar sebenarnya adalah untuk menjunjung tinggi perempuan itu sendiri, karena diharapkan seumur hidup nanti dia akan berbakti kepada suaminya 🙂
Hahaha,sy setuju dng penulisnya,cuman judul jih bek nyan,ka perawan tua mandum inong aceh menyo nyan judul jih,menyo na peng na inong menyo hana peng hana inong,inong aceh kon inong bak bineh jalan,…
yang nulis semacam gg laku aja di aceh… kurang kejaan x ya
tambahan…
Kalo masih bertekad menikahi karna kecantikan/keturunan bangsawan/beruang…
dipersilahkan untuk mempersiapkan rupiah dengan nominal di atas bahkan lebih….
karna butuh perjuangan keras bagi mereka untuk meraih itu setidaknya terbalaskan dengan ketentuan yang telah mereka tetapkan untuk menikahkan anaknya. Namun bukan dalam artian agama itu murah, malah agama tak dapat dinilai dengan uang atau agama tak dapat dibeli dengan uang….
Mengapa?
karna ada kebahagian2 yang tak ternilai pula yang kita peroleh dan pastinya kebahagian itu juga tak bisa dibeli dengan UANG/MONEY/FULUS.
salam
Judulnya itu ga enak x broo,
Ga punya modal ya ga usah nikah,
Apa urusan menilai gadis aceh keq gtu,,
Nampak x ga bermodal,
Cari istri sesuai uang jajan broo,
Pertimbangkan juga RPC mu…
tapi gk semua gadis aceh seperti itu…
tergantung pada adat nya t4 gadis itu tinggal
ya dalam tulisan ini juga ada saya singgung dan jelaskan…
hahahaha… ternyata ini isi tulisan yang sampe di broadcast ama abang kapan hari. lucu juga sih bang… judulnya sedikit menyentil dan berhasil menyentil banyak orang… hahahaha… kalo casenya ane ga terlalu kaget karena pernah diskusi ini di BBM… hahahaha
Bgus dikit qau ngomong bg
kaleuh baca??
Mungkin yg menulis artikel seperti ini…. Jelas tidak punya modal untuk menikah…. Yaaa gak Zaman lagi dengan MOKONDO broooo…..
Jelas2 dalam al- quran sdh dijelaskan… “Berikanlah mahar untuk istri mu… Seberapa yg kamu sanggup dari hasil perjanjian kedua belah pihak”
Jadi mungkin kamu termasuk laki2 yg kecewa dgn org aceh…
kaleuh baca?? baca lee…
Org aceh tidak pernah mempermasalahkan tentang mahar. Yang penting agamanya yang pertama…klo mahar 100 juta pun di sanggupin demi mendapatkan istri yg sholeha dan taat pada suami nya dan menjadi pembimbing bagi anak nya kelak…insya allah selamat dunia akhirat…hal ini tidak perlu di perdebatkan…
Yang gak sanggup menikahi gadis aceh itu lelaki yang miskin dari segi agama. Mahar itu diserahkan untuk istri dan tidak boleh di pakai suami kecuali ada izin dari istri. Fungsi mahar untuk istri adalah pegangan hidup istri ketika cerai hidup/mati. Istri masih punya simpanan untuk sendiri dan anak ketika suami meninggal dan menggugat cerai. Sungguh mulia lelaki aceh memperlakukan istrinya begitu.
Dan satu hal, orang aceh bukan orang miskin hanya gara2 mahar tinggi gak jadi nikah. Penulis tulisan ini orang **** ya? Wajarlah terlalu banyak org miskin disana. Hidup harus punya perspektif yang luas mas. Sebab akibatnya di analisa lebih matang lagi.
mungkin judul nya kurang pass
bagus tulisannya..
ini investasi jangka panjang.
gak mahal2 amat kok.
kalau tdak sanggup ya jangan nikah ma cewe orang aceh. nikah aja sama wanita yang minta mahar se kilo beras…hahahhahah
peace
beutoi… maka jih na lon tuleh miseu ureung inong aceh “rela berkorban”.. meuh nyang ka geujok lee lakoe jeut i peubloe ke kebutuhan aneuk ngeun lakoe.. meuh adalah investasi.. jroeh
Saya Dara Iffah, asal saya dari Aceh.
Tulisan ini kurang lengkap karena tidak menyebutkan alasan emas sebagai mahar untuk perempuan Aceh. Tidak ada dalam adat pernikahan Aceh, bahwa emas adalah mahar yang wajib. Namun, emas sudah dijadikan ketentuan mahar, karena emas merupakan jenis logam mulia. Jadi, dalam hal ini masyarakat Aceh menilai perempuan itu adalah kaum yang sangat mulia, walaupun dia dalam golongan orang miskin sekalipun. Walaupun mahar emas yang tinggi, tetapi pada umumnya orang Aceh, khususnya di Pidie. orang tua pihak pengantin wanita sudah menyiapkan minimal rumah yang menjadi hak milik pasangan pengantin baru tersebut. dan rumah tersebut tidak di ganggu gugat oleh keluarga pengantin wanita. selain rumah, bahkan ada juga orang tua pihak pengantin wanita, menghadiahkan modal usaha, berupa ruko (rumah toko), uang tunai atau minimal kios, untuk sebagai usaha pengantin baru tersebut kedepannya. juga sama halnya, hibah ini menjadi sah kepemilikannya untuk pasangan pengantin tersebut. Apabila, si pengantin baru ini berasal dari kalangan menengah ke bawah, orang tua dari pengantin perempuan, mengijinkan pasangan tersebut untuk tinggal bersama orang tua si wanita selama mereka belum punya rumah sendiri. Jadi, walaupun mahar di Aceh selangit, namun hasil setelahnya akan jauh lebih besar ketimbang nilai mahar itu sendiri.
allllaaaahhhhh hai gam. dikira nikah dengan mahar seperangkat alat shalat dikira asal kasih mukena dan sajadah saja sudah ok. tanggungan-a berat tu lho mas bro. lagian mahar mahal n banyak tu pihak istri aceh ga disia2kan. tu bakal tabungan dia dikala rumah tangga-a dilanda krisis ekonomi. kelak apabila rumah tangga-a dilanda kekurangan ekonomi toh emas-a kan bisa dijual tuk kebutuhan keluarganya. coba diselidik2 lagi lah mas bro sejarah aceh jangan asal nulis ja.
teuma peu nyang salah dr tulisan nyoe… peu nyang droe tuleh kan na chit lon tuleh..
hmmm… hana meureumpok baca le bunoe. makin le tulisan jih berarti makin le referensi jih ken.
Yang penting sah dmta agama dan negara…
Serta dengan biaya yang wajar saja..
Karana Allah tidak suka yg berlebihan…
kyaknya yang nulis puny pengalaman pribadi nichh sama gadis aceh yaa
..
judulnya yg kurang pas….tapi ceritanya ada benarnya juga
Mohon maaf, ente kira ente ini apa? Kenapa membawa-bawa mahar sebagai persoalan? Kalau memang hal itu tadinya berangkat dari sentimen pribadi, apa pantas kalimat deduktif yang ente tulis itu?
Kalau memang ente kira itu berdasarkan hal syariat dalam Islam, ente salah besar! Sekedar mengenang saja, Khalifah Umar bin Khattab pernah diinterupsi dengan keras oleh seorang wanita hanya gara-gara beliau berkhutbah mengenai permasalahan mahar seperti yang ente bicarakan ini. Umar pun menerima dan mengklarifikasinya. Dalam literatur, keduanya tersebut merupakan generasi pertama yang sudah tidak diragukan lagi pengamalan Islam mereka. Nah, jadi kalau kita tarik kesimpulan terbalik, seharusnya ente sadar ente ini siapa dan bagaimana posisi ente dalam keilmuan Islam.
Kalau memang itu berdasarkan adat secara geografis, saya kira banyak daerah umat Islam yang menerapkan seperti itu. Ini kita bicara di Indonesia lho! Beberapa orang Betawi (dari obrolan saya dengan supir taksi asli Betawi beberapa waktu lalu) juga menerapkan standar ini. Mungkin di beberapa daerah lain yang saya tidak tahu juga ada menerapkan standar seperti ini.
Kesimpulannya hal itu sah-sah saja tanpa harus digugat seperti dalam kalimat deduktif yang ente tulis itu. Sekedar pemberitahuan subjektif saja, saya tulis ini bukan karena saya orang Aceh (saya orang Jawa) atau ingin menikahi gadis Aceh, tapi karena saya kasihan kepada Anda. Semangat Anda dalam ber-Islam sangat tinggi, tapi sebagus-bagusnya kaki kalau kena kotoran, ya, harus dicuci bersih. Apalagi kotoran itu sengaja disebarkan layaknya trafik blog wordpress di mata Google. Terima kasih.
ada apa ini?? ada yg bisa membantu saya “)
Mohon baca dulu komentar saya ini sebelum bertanya balik, bang Ariel. Lihat fokus komentar saya kemana. Bukankah Anda mengatakan “Saya hanya akan mengulas tentang alasan kedua yaitu tentang persoalan materi”?
Setahu saya, Anda juga orang Aceh atau paling tidak ada hubungannya dengan Aceh kan?
yg penting udah nikah ada rumah, pnya anak, ada bt makan.. dan skinah mawaddah warohmah 🙂
Hadeeh..anda ini hnya brkecimpung di aceh saja. Sekali2 anda keluar aceh dan anda bandingkan perempuam aceh dgn perempuan daerah lain. Baru anda bs ngomong sprti ini.
Saya skrg yg sdg kuliah di luar aceh tau sekali knp perempuan aceh itu maharnya mahal. Anda klw mau dpt perempuan yg murah keluar aja dr aceh, trutama ke kota2 metropolitan. Sedikit mahar yg anda keluarkan sebanding dgn perempuan yg anda dptkan
trus apa yg salah dr tulisan ini…. saya kan ada jabarkan kehebatan perempuan Aceh….
hwahahahaha … macam germo aja bahh ko buat perempuan aceh itu …. so what gitu lho kalok slama punya duit and pengen yg murni …. money doesnt matter ….
?? saya gagal faham.. ada yang bisa membantu saya 🙂
yg komen rata2 orang yg pnya tingkat intelektual rendah.ngapain kalian pada marah2,suka2 penulisnya donk mau nulis apa??wong dia yg nulis…kalo kalian g suka ya ngapain dibaca…kalian boleh bikin bantahan ato apa…tp ya buat blog sendiri aja.kalian yg koment kasar ni sya yakin g pintar dlm berdebat sehat..kalo itu emg fakta ya knp??heran sya sama orang2 yg ber IQ rendah kayak kalian2 yg koment kasar ini.berbeda dalam memandang suatu hal adalah biasa….laen kali sya sarankan utk org2 yg komen ini utk skolah kepribadian.wasalam.
Begitulah orang aceh menghargai perempuan, masalah materi itu bkan tolak ukur…kebahagian dan kesenangan itu mahal broe.
Salam kenal buat penulis bagus banget tulisanya saya sebagai gadis aceh mengatakan wajar saja karna emang gadis aceh langka cantik manis sopan dan beragama seperti saya 🙂 sukses terus buat penulis dan buat para cwok ga ada ruginya kalian ngeluari modal besar, ibaratnya kalian membeli barang yg tersegel jd mahal donk kalo mau murah di luad aceh banyak harga paha ayam lebih murah dari pada paha manusia paha ayam di sana 7000 paha manusia gratis kalo di aceh mahal brooooo
tulisan yang tidak berbobot, tidak mendidik.
pakeun hana berbobot?? kaleuh baca??
gara2 judul bnyak yg salah mengartikan jadi ga nmpak lagi sisi positif dr tulisannya.dan mksdnya jdi ga kesampaian kebebrapa orang
makanya budaya membaca harus dikembangkan di nanggroe tanyoe nyoe.. bek terjebak ngeun judul. kiban na pakat??
yang pasti yg nulis ne pasti seseorang yang paling benci yg namanya aceh,,,dan juga mungkin pikirannya dah gak jelas,,maaf ya kami orang aceh gak laku tu seperangkat alat shalat,,,biar tau kalian smua kamu itu hrs bisa mempertanggung jawabkan apa yang kamu beri,,,shalat az gak,,pa lg baca qur’an kok berani2 a ngasi itu…dasar kere tu,,,kami negeri yang bermartabat tinggi gk ush lo samain dengan daerah laen,,,dodol..dasar dodol yg nulis,,
lon ureung Aceh, gata kaleuh baca peu nyang lon tuleh ttg kehebatan ureung inong Aceh dan pakeun jeut mahar nya meuh keun ija kroeng??
kl anda org aceh..tdk semestinya membuat pernyataan seperti itu,,itu sm jg menjatuhkan martabat wanita aceh..yg bgitu setia kpd suaminya,,masalah mahar tinggi itu adat. yg menandakan wanita aceh itu,,bukan wanita murahan,,
”Dari Aisyah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar barokahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad) tapi dikarenakan manusia sibuk ngurusin marwah didunia makanya jadi mempersulit. Hebat, baik atau buruknya istri bukan ditentukan dari mahar, bukan berarti karena standar mahar di aceh tinggi, kemudian kita menjengkali perempuan didaerah lainnya yang maharnya lebih rendah, mungkin lebih rendah karena mereka jauh lebih faham ajaran agama. balik lagi, pegang pada dua aturan (al-qur’an dan hadist) maka selamatlah jika tidak akan selalu ada permasalahan yang muncul baik didunia maupun diakhirat nantinya. saya sebagai perempuan aceh tidak melihat mahar yang tinggi sebagai sesuatu yang hebat, sebaik2nya kamu adalah yang meringankan beban orang lain.
haha,,profokatif,,masih lebih mahal gadis bugis makassar, ada yang sampai ratusan juta 😀
Mungkin sedikit tambahan…… Tidak semua harus mahar besar. Mahar ditentukan dari hasil kesepakatan kedua belah pihak. Ada tawar-menawar dalam menentukan mahar. Kebanyakan dilihat dari segi ekonomi, turunan, dan tempat. Jika kemampuan hanya 2 mayam juga oke, orangtua akan menilai keseriusan hubungan anak-anaknya. Jika mereka sudah cinta dan tidak bisa dipisahkan, maka wajib direstui daripada nantinya akan berbuat yang tidak-tidak.
menurut kisah diatas tidak cocok judulnya jangan nikahi gadis aceh
Bang ril mnurut saya banyak yg marah marah ga jelas karna mereka ga bener bener bacanya, saya sekali baca aja udah ngerti
tau kami tau udah baca,,,tp tidak perlu di ilustrasi atau pun di rinci tu duit tuk nikahin gadis aceh,,
pnulis sbaik@ gnti jdul artikel ini sblm smkn bnyak org yg slh pham,, ntar yg ada bkan kbaikan yg kita dpt mlah prmshan yg tercipta,, trma ksih,,
Tulisan yang bagus… Saya justru heran dengan banyak komen di atas saya khawatir mereka ngga baca kelseluruhannnya. Tulisannya bagi saya justru menunjukan betapa beharganya gadis aceh…
dari mana pun asal gadis nya, kalau dia sholehah dan setia, kenapa ngga buat di jadikan pendamping hidup,
dan semoga aja dapet orang aceh, hehehe
thanks bro informasinya, alhamdulillah aku menikah dg orang padang tapi di aceh, jadi sedikit kena adat sana juga. Dulu waktu nikah , maharku 16,5 mayam atau setara dengan 54,45 gr, hanya saja tahun 2005 harga mas belum tinggi, jadi kalo dirupiahkan masih kisaran 6,8jt.
secara logika hal ini baik, dimaksudkan agar laki-laki menghargai wanita, bukan sekedar darimana wanita itu berasal tapi lebih kepada penghargaan kepada seorang wanita, jadi laki-laki tidak mudah kawin cerai. 🙂
menurut saya sebagai salah satu perempuan aceh, tulisannya bagus dan “benar adanya”. Soal judul, bukannya itu salah satu trik untuk membuat tulisan “menjual” sehingga orang tertarik untuk membaca.?
Buat yang marah-marah ga jelas, jangan berkoar-koar seolah-olah kalian membela perempuan aceh dengan makian kalian, karena apa yang kalian keluarkan dan apa yang ada dalm tulisan itu berbeda jauh.
Kalau ga ngerti jangan banyak komentar. Kaya kata orang Bek Gabuk Manok, Gabuk Itek.
dari nama dah jelas “LissaBella” ni org lek lap bukan aceh asli…tulisan nya banyak menyinggung dr pd menggangkat..tau dan tidak perlu di uraikan begitu detil..itu kan privasi ,,memang ada yg tk sejalan tp cukup baik di banding daerah lain..
Tidak benar itu. Cuma mengada-ngada aja. Mungkin laki2 yang nulis ini belum kawin atau baru kawin dan menyesal. Bisa ajak rembukan dengan saya. Itu tidak benar, kalau pun benar hanya 5 persen masyarakat yang seperti itu dan kelas tinggi alias orang-orang kaya. Tapi bukan patokan juga. Kalau percaya berarti sesat.
bner banget… 🙂 (y)
Masih susah & mahalan Gadis Arab…. Laki2 Arab aja milihnya malah gadis2 Jawa atau Sunda 😀
Hahahha I’m shocked. Untung bacanya sampe bawah. Baca judulnya bikin Nohok sebagai gadis Aceh. Hahah
Ini yg disebut pembaca cerdas hehe. Banyak yg ngamuk tu hihi. Lon ureung aceh hana mungken jak peurheut marwah ineung aceh.
bagus tulisannya bang, kenapa harus kebakaran jenggot jadinya. toh jodoh ditangan Allah. tidak sedikit juga gadis Aceh yg menikah dengan mahar 2 atau 3 mayam emas tanpa isi kamar dan uang hangus seadanya. dia menilai kemampuan calon suaminya. and toh mahar yg mahal akan dia gunakan ketika suaminya jatuh sakit, anaknya sekolah, membuat rumah atau bahkan dia pakai untuk ongkos naik haji berdua dengan suaminya. siapa yang di untungkan? bagi kami org Aceh, Mahar adalah Marwah (menutup malu) suami dan harga diri kami. jika dibandingkan dengan banyak selebritis dan keluarganya yg menghamburkan banyak biaya dari mulai tunangan sampai selesai bulan madu …. wah jantungan kita. tapi usia perkawinannya seumur sayuran saja (umur jagung lama dikitlah). setelah akad nikah eh….cerai deh. tapi insyaallah Aceh masih kuat agamanya.
Kalo segitu harganya, abg hana sanggop duakan adek..
abg gitu orangnya dek__ 😀
hahha na na saja.. cukop lawak istilah -abang gitu orang nya dek–
Dara aceh…peu tanyeng…
Judul kurang pas,,
Isinya sih bagus, menarik
Judulnya kurang pas
Isinya sangat menarik
Dara aceh…peu tanyeng…memeng btol yg anda tulis brother .nice to read…
<3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3
BERBAHAGIALAH WANITA WANITA ACEH
semoga segala doa dan harapan dari penulis
dapat membawa dan memberi banyak manfaat, dan terima kasih buat yang comen,
doakan, semoga Allah SWT senantiasa melindungin dan menjaga DARA DARA dari ACEH"Amin yarabil'alamin".
tapi saya rasa semua wanita di dunia ini pasti setia dan mencintai anak dan suami serta orang tua mereka, bukan hanya gadis gadis Aceh saja, bukankah wanita adalah makluk yang Allah SWT muliakan???
WANITA ADALAH MAKHLUK ALLAH SWT YANG MULIA, DIMANAPUN MEREKA TERLAHIR DAN MENETAP, DARI LATAR BELAKANG KELUARGA MANAPUN IA TERLAHIR, KARENA WANITA ADALAH SUMBER KEHIDUPAN PARA GENERASI PENERUS SELANJUTNYA
HIDUP SELURUH WANITA DI DUNIA
berilah mahar bagi calon istrimu walo hanya sebentuk cincin besi..masalah mahar di aceh adalah tradisi dan adat istiadat.bukan masalah agama..wawasan kita yg bisa membedakan suatu topik yg mengarah ke SARA atau tidak.positive thinking aja temans….
Keren riel….
Btw.. Klo dari yg kk liat dan dengar… Mahalnya mahar juga disebabkan oleh “kebiasaan” orang tua yang udah menyediakan sepetak tanah atau rumah untuk anak-anak perempuan mereka. (Yg ekonominya bagus). Jadi pas nikah, suaminya udah dapet jatah rumah juga dari pihak istri.
Beberapa kali kk liat ada yg begitu.
Betul sekali. Udah dpt anak dapat rumah lagi.
iya yg itu juga benar smua balek juga ke kondisi klwrga perempuan nya
betul gak salah lg..byk yg blon ngerti…
Iya..betul sekali..paling dkit dkasih tanah dr pihak istri
Sukaaaaa….bgettttt….tulisan’a bgus…gara2 judul’a jd bikin penasaran deh..hehe. Sy setuju bgt dgn tulisan’a..jd bgga sbgi wnita aceh. semua’a sesuai dgn adat ditmpat sy,dan sy pribadi. insya allah g rugi mnikah dgn gadis aceh:). Yg mrah2 g jls,aplgi dr Aceh,mnding dibaca dulu,jgn mls bc.. Slm manis dr wnita Aceh.
Maaf, menurur saya tulisan ini gak jelas mau kemana arah tujuannya. Karena paparannya sangat umum. Kalau bicara mengenai jumlah biaya yang harus dikeluarkan itu sepertinya tidak hanya perempuan Aceh. Beserta paparan ciri khas perempuan aceh juga itu tidak bisa digeneralisir begitu. Maaf kalau saya bilang tulisan ini gak jelas dan gak cukup kuat untuk mengangkat apa yang mau dibicarakan.
hehehe,, cukup provokatif judulnya. yaiyalah.. jadi pengen bahas deh 🙂
”Dari Aisyah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar barokahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad) tapi dikarenakan manusia sibuk ngurusin marwah didunia makanya jadi mempersulit. Hebat, baik atau buruknya istri bukan ditentukan dari mahar, bukan berarti karena standar mahar di aceh tinggi, kemudian kita menjengkali perempuan didaerah lainnya yang maharnya lebih rendah, mungkin lebih rendah karena mereka jauh lebih faham ajaran agama. balik lagi, pegang pada dua aturan (al-qur’an dan hadist) maka selamatlah jika tidak akan selalu ada permasalahan yang muncul baik didunia maupun diakhirat nantinya. saya sebagai perempuan aceh tidak melihat mahar yang tinggi sebagai sesuatu yang hebat, sebaik2nya kamu adalah yang meringankan beban orang lain.
mgkin kalau judul a di gnti bs lebih nyaman d bc mas.. belajar dr sudut pndang org! jgn sekedar menulis dri sudut pandan pribadi.. antra isi dan judul a jg kurang sinkron, belum lgi isi yg tdk 100% benar..
salam dri banda aceh
Klu memang “berkualitas” 100 mayam pun jadi. Hana masallah.
na peng na noeng hana peng hana inoeng… hahahha
aceh T.O.P (toep markeutoep)
Bagus sekali tulisanmu riel. Ni ada info dikit, disalah satu desa di Kabupaten Pidie Jaya Aceh, aso idang untuk seserahan pada hari intat linto, ditanggung bersama oleh saudara dan para sesama pemuda. Hal itu akan terus berlaku untuk semua pemuda kampung jika ada yang menikah, jd lumayan meringankan beban sang lintolah..
nice……….
ahh ga juga….terlalu dibesar2kan…. aq punya sodara dan temen dapat isteri aceh…..semua wajar.
ternyata lebih mahal perempuan bugis yah…. di suku bugis ada sampai ratusan juta loh, itupun belum terhitung biaya resepsinya…
Betul…. Sang Penulis belum menelusuri adat di Bugis-Sulawesi Selatan, khususnya di Bone.
wah menarik sekali nih jika bu andi effy dan bu indah bisa menulisnya.. kita jadi semakin tau budaya dan adat pernikahan di belahan lain wil Indonesia.. di tunggu tulisannya .. terimkasih sudah berkunjung 🙂
pny isi bgus tp memgesampingkan prsaan org lain yg mrs tersinggung sama aja nol.. coba penulis pikir2 dl deh soal judul itu….!
Sudah mantaplah itu kawan, mau nikah ya harus punya duit. Emg cukup di depan tuan kadi lafas basmalah doang.. Semuanya bisa di siasati. Tergantung Deal si pria dan wanitanya aja.. Gitu ajja kok repot.
lucu liat postingan ini, 😀
Smua Чªήğ d tlis bner smua., saya bangga jdi gadis aceh.,
Buad Чªήğ mrh” g̅åκ̅ jlas d bca Чªήğ bner dlu Ok:p(y)
Ariel kalo gak sanggup nikah ama cewe aceh karna kere jgn menghina org aceh……apa kamu gak ada dapat cewe aceh karna gak sanggup mahar ya….kacian lu cow gak punya duit truz meng publikasikan keorg2
tulisan penuh provokator…haha..memang bung aril galak tat jeut ke provokator
ulasan yang berimbang, info yang menarik Pak, judulnya juga 😀 (y)
pnulis2 sprti ini ni yg bs d blg “pengundang masalah”… lah org udh rme gini yg komen dy a mcm d telan bumi… parah ni penulis…
Mahar hana masalah nyan bagi kamoe kaom agam,yg penting bek rugoe meuh watee mlm phon !!
nice artikel bang… rupanya judul hanya daya tarik penasaran si pembaca aja…
tapi isi2 nya keren… mantap dah:D
itu lah uniknya gadis aceh….klo murah x mungkin itu harga si janda bukan si perawan…..
Ulasan yang bagus, saya setuju, bahkan kalau ada orang tua si gadis yang menentukan mahar yang rendah, pasti dicurigai “kenapa” ?, tapi maunya juga diulas bagaimana dari pihak perempuan yang sama beratnya namun dengan cara yang berbeda dalam persiapan pernikahan. bukan hanya khanduri tapi pada daerah tertentu isi kamar ditanggung oleh pihak si gadis, coba di cek ulang 🙂
karakter orang Aceh.. suka memuji diri sendiri
kalau kepengen murah mahar nya nikah saja sama gadis diluar suku aceh.anda ngaku orang aceh kok bisa-bisa nya buat judul kayak gitu.mungkin sama gadis diluar suku aceh anda bisa nikah dengan uang 15.000 saja + seperangkat alat sholat.jadi sebelum anda menyebar artikel yang menurut saya bisa menyinggung perasaan orang lain,lebih anda pikir-pikir dulu untung rugi nya sama anda sendiri dan sama suku yang anda serang.
karakter bangsa Aceh.. suka memuji diri sendiri
Wuihh.. Wkt baca judulnya darah udh mendidih.. Wkt ditelusuri isinya malah senyum2 n jd makin bangga jd gadis aceh.. Don’t judge a book by its cover lah intinya.. Hehe
kasalah jeut ubat sigam nyan.hana peng meukawen jadi peubruk2 dara aceh.
ni contoh… seseorang help me plis 🙂
smile