Pada postingan sebelumnya aku menceritakan pengalamanku bekerja sebagai jurnalis, yang belum baca boleh baca dulu ya promosi. Sekarang aku akan berbagi kisah tentang pengalamanku menjadi seorang presenter TV. Profesi ini terlebih dahulu ku geluti dibandingkan dengan profesi sebagai reporter. Mungkin terpaut tiga atau empat tahun karirku sebagai presenter baru disempurnakan kemudian sebagai jurnalis.
Di banyak stasiun TV, presenter juga bertugas sebagai reporter tapi reporter belum tentu menjadi presenter. Ada beberapa syarat mutlak menjadi seorang presenter TV. Yang pertama tentu saja camera face. Sangat wajar bukan, soalnya TV berbeda dengan radio. TV membutuhkan sedikit tuntutan karena menghadirkan audio dan video. Enak didengar dan enak dilihat.
Untuk poin ini tentu saja ganteng dan cantik seseorang sangatlah subjektif dan relatif. Makanya kenapa kita sering berdebat saat menonton Televisi. Kok penyiar ini bisa lolos atau sebaliknya. Untuk itu ketika proses seleksi dilakukan pasti melibatkan banyak unsur untuk menilai wajah seseorang. Dan biasanya wajah perempuan itu lebih digemari penonton dibandingkan wajah presenter pria. Makanya sejumlah stasiun TV lebih cenderung memberikan ruang bagi presenter perempuan dibandingkan laki laki. Kalo menurut temenku supaya layar kaca lebih berwarna. assiiikkk
Persyaratan kedua adalah presenter harus mempunyai wawasan yang luas. Kenapa? Karena presenter itu dianggap orang yang serba tau. Jadi kalo menjadi presenter tabu rasanya menjawab “hhmm apa ya, aku ngak tau” atau “ belum baca sih”. Maka trik ketika menghadapi pertanyaan yang sulit dijawab adalah dengan mengalihkan jawaban. Oleh karena tuntutan itu pula kebanyakan stasiun TV mewajibkan presenternya untuk turun kelapangan menjadi reporter. alasannya ya karena itu, supaya cerdas dan wawasannya luas.
Persyaratan lainnya adalah kemampuan komunikasi yang baik. Ini penting karena presenter itu kan mem presenting alias mempersembahkan sebuah informasi kepada publik. Bagaimana bisa orang lain yakin dengan info yang disampaikan jika dari cara penyampaian nya saja sudah ga gi gu alias ngak jelas. Aku punya cerita untuk case yang ini. temenku pernah mengatakan jika salah seorang presenter di sebuah stasiun televisi sudah di”hakimi” penonton di rumah. Karena ketika menyampaikan berita dia tidak tegas dan kurang meyakinkan. Sehingga tiap kali presenter tersebut tampil ya banyak penonton beralih ke chanel lain. Kasus seperti ini adalah mimpi buruk bagi seorang presenter.
Banyak hal positif yang didapatkan oleh presenter TV. Mulai dari pundi yang banyak, dikenal orang, hingga dapat bertemu dan mewawancarai tokoh tokoh penting. Yuuukkk Kita coba bedah satu persatu.
Mereka yang menjadi presenter biasanya memiliki pundi yang mumpuni. Di TV itu, apa apa dibayar. Bawa siaran berita dibayar, bawa dialog dibayar. Jadi wajar jika presenter itu punya kelas diatas rata rata profesi lain di sebuah stasiun televisi. Presenter dibayar lebih mahal karena punya nilai tambah dan memang dianggap layak dan pantas untuk dihargai lebih. Jadi konyol sekali bukan jika sudah dibayar mahal tapi nampil nya ala kadar.
Oya pernah liat presenter TV pindah dari satu chanel ke chanel lainnya?. Banyak hal yang mendorong seorang presenter pindah rumah. Bahkan denger denger ni ketika presenter ”dibajak” katanya sih dia mendapatkan uang pindah gitu dari stasiun yang baru. Biasanya ada beberapa alasan mengapa seorang presenter itu pindah. Mulai dari tawaran gaji / honor lebih besar, posisi jabatan yang lebih strategis hingga fasilitas yang lebih wokeh. Kalo bukan karena alasan alasan itu berarti si presenter mulai bosan atau dipecat heheh.
Nah kenikmatan lain menjadi presenter adalah bisa dikenal banyak orang. Jelass. Muncul di TV dengan setelan jas dan rambut klimis atau presenter perempuannya yang mengudara dengan wajah segar tentu menjadi pemikat bagi penonton. Tidak jarang jika Presenter TV punya komunitas fans. Bahkan menjadi incaran untuk dijadiin mantu hehe.
Ada hal yang lebih besar yang diperoleh oleh seorang presenter. Yaitu dapat bertemu bahkan mewawancarai orang orang penting. Pernah nonton program face to face with Desi Anwar. Sosok presenter yang bahasa inggrisnya cas cis cus itu dapat mewancarai seorang Dalai Lama. Atau Putra Nababan yang berkesempatan mewancarai Barack Obama. Nah untuk presenter yang bekerja di daerah, tentu saja dapat mewancarai Gubernur, Kapolda, Pangdam secara eksklusif adalah sebuah prestasi. Karena sosok mereka adalah sosok tehormat di tingkat daerah.
Aku pernah mewawancarai menteri yang kala itu berkunjung ke Aceh. Bapak Azwar Abubakar Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara. Waktu itu membahas tentang reformasi birokrasi di setiap kelembagaan serta masalah pegawai negeri. Ada hal yang menarik ketika aku mewancarai beliau, tapi nanti postingannya ya J
Secara pribadi aku punya beberapa kenangan menarik saat bertugas menjadi presenter. Kejadian teranyar adalah saat siaran berita malam tiba tiba gempa! Ada satu hal yang dituntut dari seorang Presenter yaitu sempurna di depan kamera. Presenter boleh punya masalah tapi masalah itu tidak boleh diketahui oleh penonton. Pemahaman seperti itu harus mengalir di dalam darah setiap presenter di dunia hehe. Berasa kena virus.
Nah ceritanya saat aku kena jadwal siaran Aceh Dalam Berita Malam. Ini kejadian tahun 2009 kalau ngak salah. Awalnya semua berjalan lancar. Aku membuka siaran dan menyampaikan berita utama. Ketika menyampaikan berita kedua, tiba tiba gempa. Lighting di atas bergoyang kuat kanan kiri. Tapi aku tetap bertahan karena belum ada instruksi dari PA alias Pengarah Acara. Waktu getaran gempa makin kuat, saat itu baru PA bilang “Ariel, tutup siaran!”. Ditengah gempa kuat aku menutup siaran dengan tetap tersenyum. Meski waktu itu aku yakin tidak ada lagi yang menonton Tapi inilah tuntutan kerja. Setelah itu baru aku dan crew berhamburan keluar gedung. Soalnya gedung yang kami tempati pernah retak waktu gempa 2004 lalu.
Sebenarnya masih banyak cerita di balik layar seorang presenter TV. Seperti pengalaman membawakan acara siaran langsung yang dihadiri Presiden dan mengikuti workshop Presenter TVRI se Indonesia. Tapi insyaAllah ini akan menjadi postingan berikutnya.
it’s very interesting story 🙂
kak boleh tanya sesuatu? menjdi seorang presenter itu apa mesti harus punya gelar sarjana?
Rata rata tv sekarang mencari presenter lulusan sarjana. Minimal ya. Bahkan sebagian tv mematok toefl presenternya 550. Karena presenter jd ujung tombak sebuat stasiun tv. Jd harus tampak cemerlang hehe
Keren.. 🙂
Mantap broo…sukses ya 🙂
curhat curhat… ayo ditunggu postingan workshopnya
hahaha……… uda lupa kwkkw
Reblogged this on Duniaku.
Wah keren banget. jadi presenter berita uda jadi cita-cita aku sejak kelas 3 SD, kalau boleh tau, kakak ambil jurusan apa kuliahnya?
aku pertanian hehe. cuma kalau suka dunia presenter langsung fokus saja nanti ke study fisipol jur komunikasi. trus gali potensi juga dengan cara jd mc atau DJ radio 🙂
Thanks Bang bwt sharenya,sklian slam kenal,
Aq Bayu saat ini tnggl di Denpasar bali.sttus msh kuliah’aq jg ingin bs jd seorang Presenter/Reporter blh berbgi tips praktis untuk latihan-latihan ap aj bag yg perlu d. persipakan,agar ktika ad pluang untuk pkrjaan trsebut aq ud siap,thanks Bang d tnggu shre jwbannya.”
terimakasih bayu. kalau mau serius jd presenter dan reporter maka apply lah mulai sekarang. sebagian tv memperbolehkan presenter nya part time. coba aj dengan mengirim lamaran ke tv lokal. nah belajar dulu disana. pengalaman yang didapatkan bisa jd modal buat go nasional bahkan internasional.. soalnya stasiun tv sekarang lebih cenderung menerima yg sudah siap jadi 🙂
semoga sukses ya
keren
keren
Mantab nih, lulusan tk bisa gak nih
lulusan tk??
Wajib punya toefel ya kak ariel ??
Wah waaah…
Pusingg deh…
Jurusan analis efek kira2 bisa ga ya jd presenter ??
Saya aj lulusan sarjana pertanian jd news anchor hehhe. Sejumlah media memang minta toefl. Metro tv syaratnya 500-550
Waah seneng banget nih dibimbing ma kak ariel kayaknya…
Selain toefel, sama public speaking n face wajah.. Kira2 yg point penting lg syaratny apa kak ?
Nah trus biasanya untuk pemula apa harus ada pengalaman jd apa gt dlu baru diterima ?
semua karir tetap dimulai dari bawah. news anchor itu kebanyakan (wajib malah) menjadi reporter dulu. malah kalau sudah jadi news anchor tetap wajib menjadi reporter [kudu ke lapangan].
news anchor juga harus camera face dan earcatching. enak diliat dan enak di dengar 🙂
Biasanya daftar nya itu lewat online langsung ya kak waktu dlu kakak coba peruntungan jd reporter ?
Saya jd presenter dulu. Dr radio trus ikut seleksi jd presenter. Krn masih kuliah blm di bebankan jd reporter. Setelah tiga tahun gabung baru deh terjun ke lapangan. Coba sartika sering2 buka web station tv trus klik aj di carier. Sapa tau ada lowongan
Owh gt…
Oke deh kak…
Ooowwh jd kalo masih kuliah belom dibebankan jd reporter , berarti dlm kata lain kita bisa daftarnya sembari kuliah gitu ya kak ?
Kalo bisa enak tuh, mumpung kuliah semester 7-nya cuma jum’at sama sabtu..
Itu hanya kasus tertentu saja. Dan kebanyakan hanya berlaku di daerah. Tapi kalau nasional harus kudu sarjana minimal.
Hihihi…
Ywd berarti kudu tamat dlu deh kak ariel…
Eheeem…
Sayang banget senen-kamis harus jd manusia setengah nganggur di rumah…
Owhh ia kak..
Kaka sering share dong kalo ada gt job vacancy nya buat apapun dlm bidang jurnalism…
Trutama yg presenter itu..
Mana tau besok bisa job bareng kakak jg..
Hihihihi
Seneng kakak bisa bagi2 ilmunya..
Yup sama-sama :>
Tanya lg donk kak ariel..
Maaf nih kalo kata2nya kurang pas..
Kalo buat ngisi waktu luang, kita misalkan punya berita, trus pen nerbitin berita itu ke stasiun TV..
Caranya gmana y kak ?
Antar aja langsung ke redaksi berita stasiun nya. Kasih data kejadian juga. Tapi redaksi berhak nolak dan nerima tergantung urgent tdk nya berita
Oke kak..
Makasiih
Malam kak, saya sudah baca pengalaman kaka menjadi presenter.. Kira2 apa kendala yang pernah kaka hadapi sebelum dan ssudah jadi presenter? . Terimakasih kak..
mungkin tantangan maksudnya ya? kalau sebelum jd presenter adalah melalui setiap tahapan seleks yang super duper ketat. lalu dalam prosesnya kita harus bisa belajar dengan cepat bagaimana cara menjadi presenter yang ideal. artinya berita atau informasi yang kita sampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. sehingga yang dituntut adalah kemampuan membaca/ menyampaikan berita dengan baik, tenang. sementara setelah beberapa tahun menjadi presenter, tantangannya adalah tetap mempertahankan semangat membaca perkembangan berita, emnjaga kualitas dan kemampuan dalam bersaing dengan generasi baru (presenter baru)
Makasih ya kak udah berbagi pengalaman nya , aku sinta ka aku bercita cita jadi reporter dari sd skarang aku baru klas 3 sma , pengen bgt jd reporter cuman masih labil milih jurusan ,kira2 idealnya masuk jurusan apa ya kak?
Jurusan apa aja sih ngak masalah. Tapi kalau pingin banget geluti dunia journalism ambil komunikasi fisipol deh. Kalau ada yg lebih spesifik jurusan broadcast lebih bagus…
hii kak .. aku boleh nanya ga yaa? kalau jadi presenter itu boleh ada yang berhijab tidak ? heheh terimakasih
Boleh dong. Kalau di daerah isu jilbab udah selesai. Tapi kalau di nasional atau di pusat sana memang masih terbatas sebagai reporter. Tapi kalau di tvri nasional presenter berjilbab bisa juga bawa dialog. Ke depan stasiun tv akan sangat lebih longgar untuk masalah jilbab. So mutia ttp harus semangat ya..
Kak arie menurut kaka univ yg bagus untuk masuk fisipol apa ya? Terus biasanya buat diterima kerja jd presenter pengaruh univnya ada ga? yaa misalnya kebanyakan kan biasanya dalam seleksi penerimaan karyawan/pekerja baru
biasanya perusaahaan kan lebih diprioritaskan yg dari univ negri kak , nah kalau buat presenter sendiri gimana ya kak?:) terimakasih ditgg jawabannya kak ariee;)
Yang pernah aku dengar ya,tapi ini belum jelas kebenarannya. Kalau beberapa stasiun TV sering lirik lulusan terbaik dr fisipol. kalau serius mau jadi jurnalist ambil sekolah jurnalis atau fisipol aja. walaupun ilmu bidang lain juga memungkinkan jadi jurnalist/ news anchor
[…] Klik di sini untuk membaca artikel selengkapnya. […]
Saya ingin menjadi Presenter Metro TV tapi yang baru dibuka penerimaannya reporter. Saya coba melamar JDP metro tv di job fair udah sekaligus tes on cam selanjutnya dapat email dari metro tv buat ikut psikotes hari selasa nanti. Yang ingin saya tanyakan, bisakah saya menjadi presenter dengan cara menjadi reporter terlebih dahulu seperti ini?
Sangat sangat bisa. Presenter tv itu malah berawal sebagai reporter. Alasannya agar presenter memahami persoalan di lapangan.
Sukses buat karier nya ya.,,,
Banyak yg ingin jadi presenter tv ya,tp sy gak tertarik sama sekali kerja di stasiun tv meskipun sy sdh 12 tahun yg menggeluti profesi ini,seperti pernah jd wartawan, reporter, wakil pimreddan pimred.
loh kenapa??